EXPRESI.co, KUTAI BARAT – Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud (Harum) menegaskan komitmen pemerintah untuk mengejar target swasembada pangan dalam enam bulan ke depan. Hal itu disampaikan saat membuka Pekan Daerah (PEDA) XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat, Sabtu (21/6/2025).
Gubernur Harum menyebut, Kaltim hingga kini masih mengalami defisit beras sebesar 202.000 ton. Produksi lokal pada 2024 hanya mencapai 145.209 ton, sementara kebutuhan mencapai 364.855 ton.
“Ini berarti lebih dari separuh kebutuhan pangan kita masih bergantung dari luar daerah. Ini soal kedaulatan dan survival bangsa. Kita tidak bisa jadi negara maju kalau urusan pangan saja belum aman,” tegasnya.
Untuk mengatasi hal ini, Pemprov Kaltim telah menetapkan sejumlah kebijakan strategis, di antaranya:
Harga gabah ditetapkan Rp6.500/kg, dijemput langsung oleh Bulog ke lokasi.
Program perluasan lahan pertanian seluas 13.972 hektare di enam daerah.
Penggunaan teknologi modern dan sistem irigasi efisien untuk tingkatkan produktivitas.
PEDA KTNA XI yang berlangsung 21–27 Juni ini diikuti oleh lebih dari 1.700 peserta dari 10 kabupaten/kota, dan menjadi ajang konsolidasi petani, nelayan, dan pelaku agribisnis untuk meningkatkan daya saing sektor pangan.
Harum juga menyinggung bahwa provinsi lain di Kalimantan seperti Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltara sudah mencapai swasembada. “Hanya Kalimantan Timur yang belum. Maka KTNA ini kami harapkan jadi mesin penggerak swasembada pangan,” tegasnya.
Selain pembukaan dan pameran pertanian, PEDA juga diisi dengan forum kemitraan, pelatihan, dan expo produk unggulan.
Turut hadir Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, Ketua KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor, Bupati Kubar Frederick Edwin, serta Forkopimda dan perangkat daerah. (*)

Tinggalkan Balasan