EXPRESI.co, SAMARINDA – Dalam upaya meningkatkan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat, ketidakmerataan fasilitas hingga kualitas layanan kesehatan menjadi isu mendasar yang terus diperbincangkan. Termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim).

Anggota DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pelayanan di salah satu faskes yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda. Menurutnya, salah satu masalah utama yang perlu segera diatasi adalah penumpukan pasien, khususnya pasien BPJS, yang mengalami keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan.

“Sebagai mantan pegawai di rumah sakit ini, saya sangat memahami tantangan yang dihadapi RSUD AWS. Setiap hari, rumah sakit ini melayani ratusan hingga ribuan pasien BPJS, sebagian besar yang datang harus mengantri sejak pagi buta,” ucap Andi Satya pada Selasa (5/11/2024).

Ia menyatakan bahwa sekitar 80-90% pasien di rumah sakit ini adalah peserta BPJS, yang menjadi faktor utama dalam terjadinya penumpukan.

Walaupun sistem pendaftaran kini sudah berbasis online, Andi Satya menyoroti adanya kendala teknis yang sering menghambat jalannya pelayanan.

“Jika sistem pendaftaran online mengalami gangguan atau server down, seluruh proses di poliklinik terhambat. Ini menyebabkan penumpukan pasien yang belum terlayani,” jelasnya.

Menurutnya, masalah ini dapat menimbulkan dampak serius, terutama bagi pasien yang membutuhkan penanganan segera. Andi Satya pun menegaskan pentingnya tindakan cepat dari pihak manajemen rumah sakit.

“Manajemen harus lebih responsif. Jika sistem online bermasalah, seharusnya pendaftaran manual bisa diaktifkan untuk mengurangi antrean dan memastikan pelayanan tetap berjalan,” ujarnya.

Tak hanya pendaftaran, Andi Satya juga mengkritik sistem antrian yang ada di apotek rumah sakit. Pasien BPJS sering kali harus menunggu lama untuk mendapatkan obat, bahkan setelah selesai menjalani pemeriksaan.

“Pasien bisa menghabiskan waktu seharian di rumah sakit, mulai dari pendaftaran hingga menunggu obat. Ini jelas bukan pelayanan yang ideal,” tambahnya.

Sebagai anggota legislatif, Andi Satya mendukung upaya perbaikan kualitas layanan kesehatan di Kalimantan Timur. Ia berharap agar pihak RSUD AWS segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

“Kami memahami bahwa tenaga medis berusaha memberikan yang terbaik, namun manajemen harus lebih cepat dalam mengambil tindakan perbaikan agar proses pelayanan lebih efisien dan waktu tunggu pasien bisa lebih singkat,” tegasnya.

Dengan perhatian lebih dari pihak legislatif, diharapkan permasalahan yang ada di RSUD AWS bisa segera teratasi, memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada layanan BPJS. (adv)