EXPRESI.co, SAMARINDA – Merespons keluhan masyarakat, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Satya Adi Saputra secara blak-blakan menyebut adanya mafia dibalik praktik zonasi sekolah yang timpang.
“Kita akan fokus bagaimana nanti dekat-dekat masa pendaftaran SMA, tidak ada lagi mafia-mafia terutama yang mengatur masalah tempat tinggal yang fiktif,” katanya, Senin (04/11/2024).
Meski begitu, ia tak menyangkal bahwa tujuan dari kebijakan zonasi bersifat positif. Namun pada pelaksanaannya acapkali menimbulkan kerugian bagi sejumlah masyarakat.
“Memang sistem zonasi ini tujuannya baik tapi praktik dilapangan ternyata masih banyak bermasalah,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut berkaca dari sejumlah kasus pendaftaran calon siswa yang ramai sebelumnya, seperti manipulasi domisili atau alamat pada Kartu Keluarga (KK).
“Tiba-tiba alamatnya dibikin didekati zona tertentu supaya anaknya bisa masuk di daerah SMA favorit,” bebernya.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan adanya praktik demikian juga dipengaruhi keinginan orang tua atau calon siswa untuk menimba ilmu di sekolah unggulan atau favorit.
“Ada satu orang misalnya wilayahnya dekat dengan sekolah, tidak bisa masuk sekolah dekat tempat tinggalnya. Jadi kita pemerintah nanti harus pikirkan bagaimana jalan keluar terbaiknya supaya bisa terfasilitasi,” jelasnya.
Ia mengaku bakal mengawal aspirasi masyarakat dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait.
“Kita akan bicara dengan Dinas Pendidikan bagaimana solusinya mengenai masalah ini,” tukasnya.
Terakhir, ia juga mendorong pemerintah memberikan perhatian serius dan mengatasi praktik kebijakan zonasi yang dinilai timpang tersebut.
“Untuk langkah kedepannya tentu kita akan bicara dengan para stakeholder terkait yah kalau nanti sudah terbentuk AKD,” pungkasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan