EXPRESI.CO, KUTAI TIMUR — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Yusuf T. Silambi, menekankan pentingnya pembangunan yang melibatkan komunitas lokal. Dalam keterangan pers setelah menghadiri rapat koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, Yusuf menyatakan bahwa pembangunan yang berdasarkan kebutuhan masyarakat akan lebih efektif dan berkelanjutan.

Ditemui di Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi, Jumat (22/11/2024), Yusuf menjelaskan bahwa masyarakat lokal adalah pihak yang paling memahami kondisi dan kebutuhan di lingkungan mereka, sehingga kolaborasi dalam pembangunan sangat dibutuhkan. Ia menambahkan bahwa dengan menciptakan program-program pembangunan yang sesuai dengan aspirasi komunitas lokal, keberhasilan proyek akan meningkat.

Ia menyoroti bahwa banyak proyek pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah selama ini sering mengabaikan suara masyarakat. Menurutnya, struktur dan cara pelibatan yang kurang tepat seringkali membuat proyek-proyek tersebut tidak memberikan dampak yang nyata.

“Pembangunan yang tidak didasarkan pada kebutuhan riil masyarakat hanya akan menghasilkan infrastruktur yang tidak dimanfaatkan dengan baik,” pesannya.

Yusuf mengusulkan pendekatan pembangunan partisipatif, di mana masyarakat dapat berkontribusi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Menurutnya, penting untuk mengajak masyarakat berdiskusi guna mengetahui kebutuhan mereka dalam pembangunan, seperti jalan, jembatan, atau fasilitas umum lainnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dapat mempercepat implementasi proyek dan menciptakan rasa memiliki serta tanggung jawab di kalangan masyarakat. Ketika keterlibatan ini terjalin, masyarakat akan lebih peduli untuk merawat hasil pembangunan.

Yusuf juga menjelaskan bahwa model pembangunan berbasis komunitas sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Dengan memahami kebutuhan lokal, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya dan anggaran secara lebih efisien. Ia menekankan bahwa program yang baik adalah program yang memberikan manfaat tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga bagi generasi mendatang.

Dalam pandangannya, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dengan pendekatan inklusif dapat mendorong inovasi dalam pembangunan. Ia menggarisbawahi sukses beberapa daerah di Indonesia yang berhasil menerapkan model tersebut dan menunjukkan hasil yang positif.

“Saya juga mengajak pemangku kepentingan lainnya, termasuk organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta, untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi dialog dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keterlibatan dalam Pembangunan,” tandasnya.

Mengakhiri pembicaraannya, Yusuf berharap agar pada tahun anggaran mendatang, pemerintah dapat merumuskan program-program pembangunan yang lebih inklusif, sehingga Kutai Timur dapat menjadi rumah yang lebih baik bagi semua. Ia menekankan bahwa kolaborasi dalam setiap aspek pembangunan sangat penting demi mewujudkan kesejahteraan yang merata. (ADV)