EXPRESI.co, SAMARINDA – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) mengkritisi rencana menjadikan Hotel Atlet sebagai perpustakaan. Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga Dispora Kaltim, Junaidi menilai penggabungan fungsi tersebut dapat menimbulkan konflik penggunaan fasilitas karena perbedaan kebutuhan antara olahraga dan kegiatan literasi.

Menurut Junaidi, fasilitas olahraga dirancang untuk mendukung aktivitas fisik yang cenderung ramai dan aktif, sementara perpustakaan membutuhkan suasana yang sunyi dan kondusif untuk membaca.

“Perpustakaan membutuhkan suasana tenang untuk mendukung aktivitas membaca. Sebaliknya, fasilitas olahraga biasanya ramai dan penuh aktivitas fisik. Jika digabungkan, keduanya akan saling mengganggu,” ujar Junaidi.

Ia juga menyoroti potensi gangguan yang mungkin muncul, seperti suara dari area olahraga yang dapat mengganggu pengunjung perpustakaan. Sebaliknya, pembatasan aktivitas olahraga demi menjaga ketenangan perpustakaan juga dapat mengurangi kenyamanan pengguna fasilitas olahraga.

Wacana ini muncul untuk memaksimalkan pemanfaatan Hotel Atlet yang dinilai belum digunakan secara optimal. Namun, Junaidi menilai bahwa solusi semacam ini harus diawali dengan kajian mendalam untuk memahami kebutuhan masyarakat dan dampaknya terhadap pengguna fasilitas.

“Kita perlu memastikan bahwa langkah ini benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat. Jika tidak, keputusan ini justru berisiko mengurangi efektivitas penggunaan fasilitas,” tegasnya.

Junaidi mengusulkan agar dilakukan survei dan analisis yang komprehensif sebelum wacana tersebut direalisasikan. Menurutnya, perencanaan yang matang diperlukan agar kebijakan yang diambil tidak mengorbankan salah satu fungsi.

Dispora Kaltim berharap wacana tersebut dikaji ulang dengan lebih cermat agar menciptakan solusi yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Junaidi menegaskan bahwa kenyamanan dan fungsi optimal dari fasilitas olahraga dan literasi harus tetap menjadi prioritas utama.

“Yang terpenting adalah menciptakan fasilitas yang benar-benar mendukung kebutuhan masyarakat tanpa mengorbankan fungsi utama dari masing-masing fasilitas,” tutupnya. (adv/dispora)