EXPRESI.co, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) akan berlangsung pada Maret hingga April 2025. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa memicu banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menyatakan bahwa dalam 10 hari ke depan pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini harian, terutama untuk tanggal 15 Maret.
“BMKG memproyeksikan hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi di beberapa wilayah Kaltim mulai 14 hingga 18 Maret, dengan puncaknya pada 15 Maret. Kondisi ini bertepatan dengan potensi air pasang di kawasan pesisir, sehingga masyarakat harus lebih waspada,” ujar Kukuh dalam kegiatan siaga antisipasi bencana hidrometeorologi di Kaltim, Rabu (12/3/2025).
Berdasarkan catatan iklim BMKG, wilayah Kaltim memang mengalami dua puncak musim hujan dalam setahun, yaitu Desember–Januari dan Maret–April. Tahun ini, puncak kedua diprediksi akan terjadi pada Maret dan April, terutama di bagian tengah dan timur Kaltim.
“Wilayah tengah Kaltim, seperti Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, cenderung mengalami curah hujan tertinggi pada April. Sementara itu, wilayah pesisir timur seperti Balikpapan, Bontang, Samarinda, dan Penajam Paser Utara (PPU) akan mengalami puncak musim hujan pada Maret,” jelas Kukuh.
Setelah mengalami penurunan intensitas hujan pada Februari, curah hujan kembali meningkat sejak awal Maret. BMKG mencatat pola ini konsisten dengan tren iklim Kaltim selama tiga dekade terakhir.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir dan tanah longsor, terutama di daerah rawan. Selain itu, masyarakat diminta rutin memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG guna mendapatkan peringatan dini yang lebih akurat.
“Kami mendorong masyarakat untuk proaktif memantau informasi cuaca dan bersiap menghadapi dampak cuaca ekstrem yang mungkin terjadi dalam beberapa minggu ke depan,” tegas Kukuh. (*)

Tinggalkan Balasan