EXPRESI.co, BONTANG – Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang terpilih, Neni Moerniaeni dan Agus Haris, mematok target ambisius untuk memberantas kemiskinan ekstrem dalam waktu 100 hari. Melalui berbagai program strategis, pasangan ini optimis dapat mengubah nasib 42 keluarga miskin ekstrem yang terdiri dari 149 jiwa.
Menurut data, warga miskin ekstrem di Bontang hidup dengan pendapatan hanya Rp11 ribu per hari. “Ironis, Bontang masih memiliki warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan,” ungkap Neni.
Neni-Agus menyiapkan tujuh kangka utama untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Warga miskin akan diberi bantuan permodalan tanpa bunga, disertai pelatihan, pendampingan, dan pemasaran untuk memberdayakan masyarakat. Kemudian, jaminan kesehatan melalui BPJS gratis serta pendidikan gratis untuk keluarga miskin ekstrem.
Setiap rumah tangga miskin ekstrem juga akan dijamin mendapatkan pendidikan tinggi melalui program satu sarjana yang dibiayai Pemkot. Seluruh biaya air bersih dan listrik untuk keluarga miskin ekstrem akan digratiskan.
Setiap kepala keluarga miskin ekstrem akan dipekerjakan sebagai pegawai harian lepas dalam program kebersihan kota. Selian itu, warga miskin ekstrem akan menerima subsidi langsung tunai sebesar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per bulan per jiwa.
Para pejabat seperti wali kota, wakil wali kota, hingga kepala dinas juga akan menjadi pendamping secara langsung dengan diwajibkan menjadi orang tua asuh bagi satu keluarga miskin ekstrem.
Neni mengatakan, untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem, anggaran bulanan yang dibutuhkan mencapai Rp44,7 juta atau Rp536,4 juta per tahun. Jika seluruh warga miskin Bontang (4,11 persen dari populasi atau sekitar 7.800 orang) mendapat subsidi Rp300 ribu per bulan, total anggaran tahunan yang diperlukan mencapai Rp27,72 miliar.
Neni menegaskan, program ini adalah wujud komitmen moral pemerintah di bawah kepemimpinannya. “Amanah ini harus dituntaskan. Zero kemiskinan ekstrem adalah target yang realistis dengan langkah konkret,” pungkasnya. (Fn)
Tinggalkan Balasan