EXPRESI.co, SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, berencana mengaktifkan kembali Rumah Sakit Islam (RSI) yang berlokasi di Jalan Gurami, Sungai Dama, Samarinda. RSI yang sempat menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan warga Samarinda ini telah lama tidak beroperasi akibat polemik hukum dan manajemen.

Kabar rencana pengaktifan kembali RSI disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin. Menurutnya, Gubernur Rudy Mas’ud menunjukkan komitmen kuat dalam menyelesaikan persoalan hukum yang selama ini membelenggu rumah sakit tersebut.

“Beliau antusias memastikan bagaimana secara hukum, legalitas Rumah Sakit Islam ini bisa hidup kembali,” jelas Fuad.

RSI diketahui sempat mengalami kemacetan total akibat konflik antara Yayasan Rumah Sakit Islam (Yasri) dan Pemerintah Provinsi Kaltim. Permasalahan bermula sejak terbitnya SK Gubernur pada 25 Juli 2016, yang menempatkan RSI di bawah pengelolaan RSUD AW Sjahranie sebagai BLUD. MoU pun ditandatangani antara Pemprov dan Yasri pada 3 Agustus 2016. Namun, perbedaan tafsir terhadap isi kesepakatan tersebut memicu gejolak hingga izin operasional RSI tidak diperpanjang.

Fuad menyebutkan bahwa kasus hukum terkait lahan kini telah selesai, dan tidak ada lagi hambatan berarti dari sisi legalitas untuk mengoperasikan RSI kembali.

“Beliau merasa inilah yang selama ini menjadi pertanyaan besar masyarakat, sehingga beliau ingin merealisasikan RSI yang merupakan ikon Samarinda bisa bangkit lagi,” lanjut Fuad.

Terkait target waktu pengoperasian, Fuad menyebutkan bahwa Gubernur Rudy Mas’ud telah menginstruksikan timnya untuk segera melakukan konsultasi intensif dengan pihak yayasan.

“Saya kira dia mampu, secara pribadi pun dia mampu. Kalaupun nanti anggaran pemerintah tidak mencukupi, secara pribadi beliau siap mendukung karena ini juga bagian dari swasta. Dan DPRD pun mendukung, karena RSI dulu salah satu rumah sakit favorit di Samarinda,” tegas Fuad.

Ia pun menyindir bahwa rumah sakit lain seperti RS Dirgahayu bisa berkembang pesat, sehingga tak ada alasan RSI yang mengusung nilai keislaman dan sejarah panjang tak bisa bangkit kembali. (*/IA)