EXPRESI.co, BONTANG – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang, angka kemiskinan telah mengalami penurunan signifikan.
Kepala BPS Bontang, Nur Wahid, mengungkapkan bahwa persentase penduduk miskin di Bontang turun menjadi 3,74 persen pada Maret 2024, dibandingkan dengan 4,11 persen pada tahun 2023.
Penurunan ini sangat berarti, mengingat angka kemiskinan sempat mencapai 4,62 persen pada puncak pandemi COVID-19 di tahun 2021.
Kata Wahid, data kemiskinan ini diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), yang dilakukan dua kali setiap tahun, yaitu pada bulan Maret dan September.
SUSENAS Maret memberikan gambaran data kemiskinan pada tingkat kabupaten/kota, sementara SUSENAS September memberikan data untuk tingkat nasional dan provinsi.
Pada Maret 2024, SUSENAS di Bontang mencakup sampel dari 57 blok sensus, yang setara dengan 570 rumah tangga. Dari jumlah tersebut, 559 rumah tangga atau sekitar 98,07 persen berhasil diwawancarai.
Metodologi yang digunakan oleh BPS untuk mengukur kemiskinan didasarkan pada kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, yang dikenal dengan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach).
Di tingkat Kalimantan Timur (Kaltim), angka kemiskinan rata-rata pada 2024 adalah 5,78 persen.
Bontang berada di urutan kedua dengan angka kemiskinan terendah di provinsi tersebut, setelah Balikpapan yang mencatat angka kemiskinan terendah sebesar 2,23 persen.
Kota-kota lain di Kaltim menunjukkan angka kemiskinan yang bervariasi, seperti Samarinda (4,30 persen), Berau (5,09 persen), dan Kutai Kartanegara (7,28 persen).
Dalam hal metodologi perhitungan kemiskinan, BPS menggunakan beberapa indikator seperti Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2).
Selama periode Maret 2023 hingga Maret 2024, Garis Kemiskinan (GK) mengalami kenaikan sebesar 5,01 persen, dari Rp763.661 per kapita per bulan menjadi Rp801.945 per kapita per bulan.
Meskipun demikian, Indeks Kedalaman Kemiskinan (IKM) menurun sebesar 0,08 poin, menunjukkan bahwa pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati Garis Kemiskinan.
Selain itu, Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun sebesar 0,01 poin, menunjukkan adanya penurunan ketimpangan dalam pengeluaran di antara penduduk miskin.
Nur Wahid menegaskan bahwa penurunan angka kemiskinan di Bontang ini adalah hasil dari berbagai upaya dan program yang telah diterapkan, serta refleksi dari perbaikan kondisi ekonomi masyarakat. (YUB)