EXPRESI.co, SAMARINDA – Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kaltim, prevalensi stunting menurun dari 18,3 persen pada Desember 2023 menjadi 14,5 persen pada Juni 2024. Namun, jumlah balita yang terkena stunting masih mencapai angka yang signifikan, yaitu sekitar 34.440 anak hingga September 2024.
Daerah seperti Kota Bontang bahkan mencatatkan prevalensi tertinggi, sebesar 23,26 persen angka yang meningkat dari tahun sebelumnya. Merespons hal itu, Anggota DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra menyatakan bahwa angka prevalensi stunting yang tinggi harus menjadi motivasi bagi daerah untuk lebih serius dalam menangani masalah ini.
“Angka ini bukan untuk mempermalukan, tetapi menjadi pengingat bahwa kita harus bekerja lebih keras dan berupaya mencapai target di bawah rata-rata nasional,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.
Ia menekankan bahwa penanganan stunting bukanlah program yang dapat selesai dalam waktu singkat, melainkan harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.
Sebagai seorang legislator berlatar belakang dokter, Andi Satya menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi stunting. Menurutnya, penanganan harus dimulai sejak sebelum kehamilan hingga masa awal kehidupan bayi.
“Stunting itu permasalahan yang dimulai sejak di dalam kandungan. Pencegahannya harus dimulai dengan memastikan pemberian nutrisi yang baik kepada ibu hamil dan bayi baru lahir, serta dukungan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk di bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, untuk memastikan penanganan yang menyeluruh.
Andi Satya berkomitmen mendukung pemerintah provinsi dalam upaya penanganan stunting. Sebagai anggota legislatif, ia akan memastikan dukungan anggaran yang memadai untuk program-program pengentasan stunting.
“DPRD mungkin bukan pelaksana langsung, tetapi kami punya peran penting dalam penganggaran. Kami akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk memastikan program-program ini berjalan efektif,” tegasnya.
Andi mengingatkan bahwa penanganan stunting tidak hanya soal menangani anak-anak yang sudah terdampak, tetapi juga merancang program pencegahan jangka panjang.
“Ini adalah investasi masa depan. Jika kita ingin generasi yang lebih sehat dan produktif, kita harus memastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi yang cukup, dan anak-anak tumbuh dengan asupan gizi yang optimal,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang matang dan dukungan penuh dari semua pihak, Andi optimis Kaltim dapat terus menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat serta berkualitas di masa mendatang. (adv)

Tinggalkan Balasan