EXPRESI.co, SAMARINDA – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik 33 gubernur periode 2025-2030 di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis (20/2/2025). Pelantikan ini merupakan bagian dari proses pelantikan 961 kepala dan wakil kepala daerah hasil Pilkada 2024 di 481 daerah.
Dari daftar gubernur yang dilantik, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda tercatat sebagai gubernur terkaya dengan total kekayaan mencapai Rp 709,76 miliar. Namun, salah satu nama yang menarik perhatian dalam daftar ini adalah Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud.
Rudy Mas’ud masuk 5 besar gubernur terkaya, dia tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp 183,3 miliar berdasarkan laporan LHKPN pada 29 Maret 2023. Kekayaan terbesar Rudy berasal dari harta lainnya senilai Rp 265 miliar, kas dan setara kas Rp 18,7 miliar, serta tanah dan bangunan senilai Rp 26,5 miliar. Namun, ia juga memiliki utang sebesar Rp 137,69 miliar.
Dengan jumlah kekayaan tersebut, Rudy Mas’ud menempati peringkat keempat dalam daftar gubernur terkaya periode 2025-2030. Ia hanya berada di bawah Sherly Tjoanda (Rp 709,76 miliar), Andi Sumangerukka (Rp 623,45 miliar), dan Muhidin (Rp 414,8 miliar).
Daftar Kekayaan Gubernur Periode 2025-2030
Berikut daftar lengkap kekayaan para gubernur periode 2025-2030 berdasarkan laporan LHKPN:
- Sherly Tjoanda (Maluku Utara) – Rp 709.760.235.594
- Andi Sumangerukka (Sulawesi Tenggara) – Rp 623.452.380.000
- Muhidin (Kalimantan Selatan) – Rp 414.808.683.068
- Rudy Mas’ud (Kalimantan Timur) – Rp 183.304.283.772
- Agustiar Sabran (Kalimantan Tengah) – Rp 178.936.530.000
- Hidayat Arsani (Kep. Bangka Belitung – belum dilantik) – Rp 65.469.394.290
- Bobby Nasution (Sumatera Utara) – Rp 57.552.729.408
- Yulius Selvanus (Sulawesi Utara) – Rp 51.685.550.000
- Muzakir Manaf (Aceh) – Rp 48.318.030.236
- Zainal A Paliwang (Kalimantan Utara) – Rp 37.323.330.000
- Ria Norsan (Kalimantan Barat) – Rp 36.497.837.272
- Sri Sultan HB X (DIY) – Rp 26.459.557.112
- Khofifah Indar Parawansa (Jawa Timur) – Rp 26.407.233.322
- Lalu Muhamad Iqbal (Nusa Tenggara Barat) – Rp 17.851.532.495
- Elisa Kambu (Papua Barat Daya) – Rp 17.176.294.682
- Suhardi Duka (Sulawesi Barat) – Rp 13.269.801.000
- Dedi Mulyadi (Jawa Barat) – Rp 12.851.243.199
- Andi Sudirman (Sulawesi Selatan) – Rp11.654.084.142
- Emanuel Melkiades (Nusa Tenggara Timur) – Rp 11.042.146.010
- Ahmad Lutfi (Jawa Tengah) – Rp 10.268.497.662
- Dominggus Mandacan (Papua Barat) – Rp 9.950.000.000
- Meki Nawipa (Papua Tengah) – Rp 9.906.939.929
- Ansar Ahmad (Kepulauan Riau) – Rp 8.653.113.833
- Helmi Hasan (Bengkulu) – Rp 7.432.054.979
- Mahyeldi-Vasko (Sumatera Barat) – Rp 6.941.692.537
- Rahmat Mirzani (Lampung) – Rp 6.888.172.971
- Al Haris (Jambi) – Rp 5.898.644.402
- Abdul Wahid (Riau) – Rp 4.806.046.622
- John Tabo (Papua Pegunungan – belum dilantik) – Rp 4.800.024.708
- Gusnar Ismail (Gorontalo) – Rp 4.320.473.947
- Benhur Tomi Mano (Papua – belum dilantik) – Rp 3.770.000.000
- Wayan Koster (Bali) – Rp 3.590.221.604
- Andra Soni (Banten) – Rp 2.599.650.000
- Apolo Safanpo (Papua Selatan) – Rp 2.214.378.640
- Hendrik Lewerissa (Maluku) – Rp 2.094.460.006
Dari daftar tersebut, terlihat bahwa para gubernur di Indonesia memiliki latar belakang ekonomi yang beragam. Beberapa di antaranya berasal dari kalangan pengusaha dan politisi dengan aset yang cukup besar, sementara lainnya memiliki kekayaan yang lebih terbatas.
Namun, yang terpenting bukanlah seberapa besar kekayaan yang dimiliki, melainkan bagaimana mereka memimpin daerah masing-masing untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. (*)

Tinggalkan Balasan