EXPRESI.co, BONTANG – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang berhasil menyelesaikan program unggulan Revolusi Mental hingga 10 sesi pada tahun 2024. Program ini bertujuan membina mental dan spiritual pegawai serta staf DPK untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berakhlak mulia dan memberikan layanan prima kepada masyarakat.
“Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan DPK kepada masyarakat dan stakeholder, sejalan dengan budaya kerja ASN Berakhlak,” ujar Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti.
Ia menambahkan, inovasi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian kinerja DPK. “Dengan pembinaan seperti ini, pegawai kami diharapkan terus berkembang, baik secara profesional maupun spiritual, sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tambahnya.
Program ini menghadirkan Ustad Anwar Sadad Badawi, Imam Besar Masjid Al Kautsar PT. Badak sekaligus anggota Komisi Fatwa MUI Kota Bontang, sebagai narasumber di tiga sesi. Dalam sesi ke-10, Ustad Anwar menyampaikan tema Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah, yang penuh dengan pesan inspiratif dan harapan.
“Rahmat dan ampunan Allah sangat luas. Hadis Nabi mengingatkan, selama seorang hamba memohon kepada Allah dengan tulus, dosa sebesar apa pun dapat diampuni. Bahkan jika dosa setinggi langit, Allah tetap akan mengampuni hambanya yang bertaubat,” ujarnya, mengutip hadis riwayat Tirmidzi.
Ustad Anwar juga mengingatkan peserta untuk tidak mudah menghakimi orang lain. “Orang baik punya masa lalu, dan orang buruk punya masa depan. Kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya,” katanya.
Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam ketaatan dan ibadah sebagai kunci mendapatkan rahmat Tuhan. “Melaksanakan kewajiban agama seperti salat, puasa, zakat, dan menjauhi larangan-Nya adalah bentuk ketaatan yang mendatangkan rahmat dan keberkahan,” jelasnya.
Dalam ceramahnya, Ustad Anwar juga menyampaikan bahwa ampunan Allah meliputi segala dosa, bahkan sebanyak buih di lautan, jika hamba-Nya bertaubat dengan sungguh-sungguh.
“Hidayah adalah hak prerogatif Allah. Karena itu, kita harus senantiasa memohon hidayah dan tetap berusaha memperbaiki diri,” tuturnya.
Kepala DPK Retno Febriaryanti memastikan program Revolusi Mental akan dilanjutkan pada tahun 2025.
Melalui program ini, DPK Bontang berharap bisa mencetak ASN yang lebih baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta pembangunan kota.
“Kami akan terus menggelar program ini sebagai bagian dari komitmen kami untuk membangun pegawai yang tidak hanya profesional, tetapi juga berakhlak mulia,” ungkapnya. (*)
Tinggalkan Balasan