EXPRESI.co, BONTANG — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPM-PTSP) menyebut bahwa Bontang dan kawasan peruntukkan industri di Kelurahan Bontang Lestari sejatinya cukup menarik di hadapan investor. Namun ada satu persoalan cukup membuat mereka berpikir bila ingin berinvestasi di sana, yakni perkara pembebasan lahan.
Hal ini diungkapkan Kabid Investasi DPM-PTSP Bontang, Karel. Dia mengatakan, upaya pemerintah memasarkan kawasan peruntukkan industri di sejumlah momen di hadapan calon investor sejatinya tidak sia-sia. Banyak calon investor melirik, hanya saja mereka terkendala dengan persoalan pembebasan lahan.
Pembebasan lahan ini, kata Karel, bukan karena legalitas lahan tidak jelas atau warga menolak ada industri mau masuk. Namun, harga tanah yang ditawarkan warga ke calon investor umumnya terlalu mahal. Ini membuat calon investor kemudian pikir-pikir bila mau membeli tanah di kawasan itu.
“Sebenarnya bukan di sana saja. Tapi di Bontang secara umum begitu. Persoalannya ada di pembebasan lahan, warga tidak mau lepas lahan kalau harganya terlalu rendah,” kata Karel ketika ditemui di kantornya belum lama ini.
Seperti diketahui, Pemkot Bontang telah menetapkan sejumlah kawasan di Kelurahan Bontang Lestari sebagai kawasan peruntukkan industri. Ini sudah tertuang dalam RTRW Bontang, dengan luasan sekitar 1000 hektar.
Berbeda dengan kawasan industri yang kepemilikan dan pengelolanya jelas—entitas bisnis—, lahan di kawasan peruntukkan industri umumnya masih dimiliki warga. Nanti, ketika ada perusahaan ingin beroperasi di sana, mereka harus membeli lahan langsung ke warga. Sebagai contoh, apa yang terjadi antara PT Kawasan Industri Bontang (KIB) dan warga di Kelurahan Bontang Lestari.
Karel melanjutkan, hal yang membuat Bontang cukup menarik di hadapan investor karena di kota ini sudah berdiri banyak indusri besar. Banyak calon investor berminat membangun pabrik untuk produk turunan dari produk yang sudah diproduksi perusahaan lain. Atau membangun pabrik karena bahan baku produk yang ingin diproduksi sudah tersedia di Bontang.
“Sebagai contoh sederhana. Sawit itu turunannya kan banyak. Bukan cuma minyak (goreng. Bisa margarin, bio diesel, sabun, shampo, deterjen. Nah, ini yang dilihat makanya Bontang ini sebenarnya menarik,” tandasnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan