EXPRESI.co, BONTANG – Kelangkaan gas LPG 3 kilogram alias gas melon kembali dikeluhkan warga Bontang, Kalimantan Timur. Setidaknya, dalam dua hari terakhir masyarakat merasa kesulitan mendapatkan tabung gas 3 kilogram di pasaran.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengaku, tidak bisa memasak dari kemarin. Akhirya, dirinya terpaksa membeli makanan dari warung, karena belum mendapatkan tabung gas.

“Dari kemarin cari tidak dapat, sudah keliling, dari Rawa Indah, Tanjung Laut, Lengkol, dan Berbas belum dapat. Jadi beli makanan,” katanya Rabu (4/9/2024).

Ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang dapat mengatasi kelangkaan dan kesulitan masyarakat untuk mendapatkan tabung gas. Menurutnya, gas kebutuhan mendasar, karena menyangkut persoalan dapur untuk masyarakat di Bontang.

“Saya tidak bisa masak karena gas habis. Ini kebutuhan utama sehari-hari. Saya berharap pemerintah bisa mengatasi,” tuturnya.

Terpisah, seorang pemilik warung di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, menyebutkan dalam sehari dirinya hanya menerima 15 tabung gas LPG 3 kilogram dari agen. Tabung yang hanya 15 tidak butuh waktu 30 menit sudah ludes, diserbu pembeli.

“Sehari stok tabung hanya 15 saja. Paling setengah jam sudah habis. Ada yang titip uangnya atau tabung karena takut tidak dapat,” kata Fajar saat ditemui di warungnya.

Sementara itu, Pelaksanana tugas Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Bontang Lukman mengatakan, faktor habisnya ketersediaan tabug gas LPG melon, karena adanya kerusakan jaringan gas (Jargas) akibat proyek perbaikan saluran air di Jalan Ahmad Yani, Api-Api, Bontang Utara.

“Kalau suplai dari pertamina itu tidak ada yg berubah seperti biasa. Memang beberapa hari lalu dan hari ini ada perbaikan. Ada kebocoran Jargas di daerah Gunung Sari,” ujarnya.

Menurutnya, karena ada faktor itu sehingga masyarakat yang awalnya menggunakan Jargas beralih ke tabung gas 3 kilogram. Untuk itu, dirinya sudah melakukan komunikasi ke pihak pertamina, untuk menambahkan jumlah stok sementara waktu sampai perbaikan Jargas kembali normal.

“Mungkin karena faktor itu ya. Saya sudah komunikasi dengan Direktur BME, katanya alat yang digunakan baru datang kemarin sore. Tapi saya akan mengevaluasi hal tersebut sehingga ada penambahan extra dropping dulu sampai kondisi normal,” pungkasnya. (*)