Sertifikasi IG, Kopi Arabika Seko Siap Mendunia dari Lereng Luwu Utara

EXPRESI.co, LUWU UTARA – Kabar gembira datang dari Bumi Lamaranginang. Kopi Arabika Seko, salah satu komoditas unggulan Luwu Utara, akhirnya resmi menyandang Sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM RI.

Sertifikat bernomor pendaftaran IDG000000156 itu diserahkan langsung pada 22 Agustus 2025 lalu dalam acara Syukuran Hari Pengayoman ke-80 Kemenkum-HAM. Kepala Bapperida Luwu Utara, Aspar, hadir mewakili daerah untuk menerima sertifikat bersejarah tersebut.

Keistimewaan kopi Seko sudah lama diperbincangkan. Aroma dan cita rasanya yang khas membuatnya kerap disejajarkan dengan kopi Gayo dari Aceh maupun kopi Toraja yang telah mendunia. Tidak heran jika Pemkab Lutra sejak 2022 bergerak serius mengupayakan perlindungan hukum bagi kopi Seko agar aman dari pemalsuan.

Perjuangan panjang itu dimulai sejak 12 Juli 2022, saat dokumen permohonan IG diterima resmi Ditjen Hak Kekayaan Intelektual. Setelah melewati pemeriksaan substantif di Seko dan evaluasi di Makassar, akhirnya pada 16 Agustus 2024 kopi Seko tercatat dalam daftar Indikasi Geografis nasional.

“Ini bukan sekadar sertifikat. Ini pengakuan atas keunikan kopi Seko sekaligus jaminan hukum bagi petani dan masyarakat,” terang Aspar usai menerima sertifikat.

Dalam dokumen IG tercatat bahwa hak perlindungan diberikan kepada Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Seko, dengan alamat di Kantor Balitbangda Luwu Utara, Masamba. Perlindungan berlaku selama ciri khas dan kualitas kopi Seko tetap terjaga.

Sertifikat tersebut ditandatangani oleh Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Kurniaman Telaumbanua, dan dilampiri dokumen deskripsi lengkap terkait karakteristik kopi Arabika Seko.

Bagi Luwu Utara, pengakuan ini menjadi kado istimewa di bulan kemerdekaan. Selain mempertegas identitas kopi Seko sebagai produk asli daerah, sertifikasi IG juga diyakini mampu meningkatkan daya saing di pasar nasional maupun internasional.

Dengan begitu, kopi Seko tak hanya sekadar minuman, melainkan simbol kekayaan alam, budaya, sekaligus kebanggaan masyarakat Luwu Utara. (*)