EXPRESI.co, BONTANG – Banyak orang masih sering salah kaprah mengenai investasi. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa investasi ialah menanamkan modal dalam jumlah sangat besar, katakanlah miliaran rupiah, dan membuka ratusan lapangan kerja. Pengertian benar saja, tapi itu terlalu sempit.

Kabid Penanaman Modal DPM-PTPS Bontang, Karel mengatakan, akibat terlalu sempit memahami makna investasi, publik jadi sering berasumsi bahwa tidak ada investasi di Bontang. Padahal investasi itu terus ada, hanya saja ukurannya yang berbeda.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 25 tahun 2007 disebutkan, penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanam modal dalam negeri (PMDN), maupun penanam modal asing (PMA) untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia. Dengan pengertian itu, sebunya, maka penanaman modal dalam nilai kecil atau sedang pun, misalnya yang dilakukan oleh UMKM, sudah termasuk investasi. Hanya saja nilai dan imbasnya tak sebesar investasi bernilai miliaran atau triliunan.

‘’UMKM itu termasuk investasi. Cuma yang dinilai orang kan selalu yang besar-besar saja,” kata Karel ketika ditemui di kantornya, Jalan Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara, belum lama ini.

Pemahaman soal pengertian investasi ini menurut Karel penting diketahui publik. Supaya publik tak terjebak dalam narasi, seolah tak ada investasi masuk ke Bontang. Padahal investasi itu selalu ada, setidaknya ini bisa dibuktikan dari pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Nomor Induk Berusaha (NIB) yang saban hari diterbitkan melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submission (OSS).

Karel menegaskan, investasi bernilai besar memang tak setiap waktu masuk ke Bontang. Namun Pemkot melalui DPM-PTSP selalu berupaya agar Bontang ramah dan dikenali investor. Misalnya, memastikan Bontang ramah terhadap investor, dengan mempermudah berbagai perizinan. Pihaknya juga gencar melakukan promosi agar keberadaan Bontang dan berbagai potensi investasi di dalamnya semakin dikenal dan bisa dilirik investor.

‘’Kami harap masyarakat tidak salah kaprah. Nanti dikira tirai ada investasi, padahal ada. Cuma mungkin kecil dan menengah,’’ tandasnya. (Adv)