EXPRESI.co, BONTANG — Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan (DPK) Kota Bontang menggelar Lomba Bercerita, Kamis (20/6/2024).
Gelaran itu khusus bagi siswa sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah tingkat Kota Bontang dengan tajuk “Cerdaskan Kehidupan Bangsa dan Lestarikan Kekayaan Adat dan Budaya Bangsa.”
Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti, mengatakan para peserta lomba yang nanti akan meraih juara 1, akan dibawa ke tingkat provinsi untuk diperlombakan kembali.
Retno menerangkan mereka yang lolos ke tingkat provinsi akan didampingi oleh mereka yang sudah expert atau handal dalam bidang tersebut.
“Biasanya kami tiap tahun ada pendampingan dari para dewan juri. Atau mungkin yang expert ya. Nanti itu (mereka) yang kami dorong untuk ikut ke provinsi,” ucap Kadis saat ditemui.
Diungkapkannya DPK Bontang pernah meraih juara di tingkat provinsi dan mewakili Bumi Etam di kancah Nasional.
“Dua tahun yang lalu kita menjadi yang terbaik se-provinsi. Tahun kemarin kita jadi harapan 1. Mudah-mudahan tahun ini bisa yang terbaik lagi,” tuturnya.
“Kita pernah lolos ke tingkat nasional. Tapi di waktu pandemi, sehingga menggunakan online. Jadi kurang beruntung, karena melalui video, jaringan kurang bagus juga,” sambungnya.
Diketahui, penjaringan peserta tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Februari kami sudah ngirim surat, kemudian dari SD-SD itu mengirim video. Lalu para juri mengambil 10 yang terbaik. Nahh ini yang finalnya kita lombakan hari ini.
“Nahh beda dengan tahun lalu, itu semua peserta datang, dan bisa sampai sore. Kalau ini hanya 10 saja. Karena sebelumnya sudah dites melalui video,” sambung Kadis.
Terkait pembinaan kepada generasi agar talenta mereka tidak menurun, Retno mengatakan sulit membuat program untuk mereka. Alasannya, terkendala waktu bagi anak sekolah.
Namun, jika pembinaan itu dilakukan, memungkinkan dengan wadah komunitas, itu pun tidak rutin setiap minggu.
“Belum sih, tapi kita coba nanti. Cuma kan mereka sekolah. Jadi memungkinkan mengganggu waktu sekolah mereka,” ucapnya.
“Tapi jika ini mungkin, maka bisa kita tampung, mengajak komunitas untuk mendampinginya. Memungkinkan paling sekali sebulan,” pungkasnya. (AnADV)
Tinggalkan Balasan