EXPRESI.co, SAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, berencana meninjau ulang durasi jam belajar di sekolah yang dinilai terlalu panjang dan kurang efisien bagi para pelajar. Rencana ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie.
Novan menilai bahwa jam belajar yang terlalu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan mental siswa, terutama di tingkat sekolah dasar. Menurutnya, anak-anak tidak seharusnya dipaksa belajar terus-menerus dari pagi hingga sore tanpa waktu bermain.
“Orang dewasa saja bisa merasa jenuh jika bekerja terlalu lama, apalagi anak-anak yang masih dalam masa tumbuh kembang,” ujar Novan.
Pria yang akrab disapa Novan ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan formal dan hak bermain bagi anak. Ia menegaskan bahwa masa kanak-kanak merupakan fase penting yang tidak hanya membutuhkan pembelajaran akademik, tetapi juga waktu istirahat dan aktivitas santai.
Untuk mendukung perubahan ini, Novan mendorong kajian mendalam yang melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kesehatan. Kajian tersebut diharapkan menjadi dasar kuat dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada kebutuhan siswa.
“Jika hasil kajian menunjukkan jam belajar yang terlalu panjang berdampak buruk pada psikis anak, maka perlu ada langkah konkret untuk mengatur ulang jam tersebut,” tegasnya.
Sebagai solusi, Novan mengusulkan agar waktu bermain atau kegiatan santai dimasukkan ke dalam jadwal belajar di sekolah. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara akademik dan perkembangan psikologis anak, sehingga mereka bisa belajar dengan lebih efektif dan bahagia.
Dengan adanya dukungan ini, diharapkan kebijakan baru terkait jam belajar di sekolah dapat segera direalisasikan demi kenyamanan dan kesejahteraan para pelajar di Samarinda. (IA/Adv)

Tinggalkan Balasan