EXPRESI.co, SAMARINDA – Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Perumahan Bumi Prestasi Kencana (BPK), Samarinda Seberang, menjadi sorotan warga. Pasalnya, TPS yang sudah berdiri selama tiga tahun ini kerap digunakan oleh masyarakat luar perumahan, menyebabkan penumpukan sampah yang tak terkendali hingga menutupi akses jalan utama. Kondisi ini memicu keresahan warga yang menggelar aksi protes dan menuntut penutupan TPS secara permanen.
Menanggapi permasalahan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, langsung mengambil langkah konkret. Ia menyatakan telah menghubungi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memastikan TPS tersebut segera ditutup dan mencari solusi pemindahan lokasi pembuangan sampah.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Kepala DLH untuk memastikan bahwa TPS ini tidak lagi digunakan. Kita perlu mencari lokasi alternatif agar masalah ini tidak terulang,” ujar Deni.
Namun, menurutnya, permasalahan utama bukan hanya soal lokasi TPS, melainkan sistem pengelolaan sampah di Samarinda secara keseluruhan. Dengan volume sampah mencapai 600 ton per hari, kapasitas TPS yang ada saat ini dinilai tidak memadai.
“Samarinda menghasilkan sekitar 600 ton sampah setiap hari, sementara daya tampung TPS sangat terbatas. Tanpa sistem pengelolaan yang baik, masalah ini akan terus berulang,” tegasnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Deni dan Komisi III DPRD Samarinda berencana melakukan studi tiru ke Banyumas dan Bantar Gebang, dua daerah yang dikenal sukses dalam mengelola sampah secara efisien dan ramah lingkungan. Ia berharap, teknologi dan strategi yang diterapkan di sana dapat diadaptasi di Samarinda.
“Kami ingin melihat bagaimana teknologi pengelolaan sampah yang lebih modern dan rendah emisi dapat diterapkan di sini. Selain itu, peran DLH dalam mengedukasi masyarakat sangat penting agar sistem ini berjalan efektif,” tambahnya.
Selain teknologi, kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah juga menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah. Deni menegaskan, program percontohan akan segera diuji coba di salah satu RT atau kelurahan sebagai langkah awal menuju sistem yang lebih baik.
“Jika semua pihak bekerja sama, dari pemerintah hingga masyarakat, kita bisa menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan untuk masa depan Samarinda yang lebih bersih dan sehat,” pungkasnya. (IA/Adv)

Tinggalkan Balasan