EXPRESI.co, BONTANG – Nasib ratusan mahasiswa Universitas Trunajaya (Unijaya) Kota Bontang kini di ujung tanduk. Kampus swasta itu terancam tutup akibat persoalan internal yang belum juga terselesaikan, mulai dari administrasi hingga utang dan sanksi dari Kementerian Pendidikan. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan masa depan pendidikan tinggi di kota industri tersebut.
Tidak tinggal diam, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang mulai membahas rencana penyelamatan. Salah satu wacana yang mengemuka adalah akuisisi kampus oleh pemerintah daerah dan mengubahnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbasis vokasi.
Wacana ini pertama kali disampaikan mantan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, dalam Rapat Paripurna ke-11 Masa Sidang II DPRD Bontang, Maret lalu. Ia menilai penting bagi Bontang memiliki PTN vokasi untuk menekan angka mahasiswa lokal yang harus kuliah ke luar daerah.
“Banyak anak-anak Bontang yang kuliah di luar karena tidak ada PTN vokasi di sini. Ini jadi kebutuhan yang mendesak,” kata Wali Kota Bontang dalam rapat tersebut.
Gagasan ini mendapat dukungan dari DPRD Kota Bontang. Ketua DPRD, Andi Faizal Sofyan Hasdam, menegaskan pihaknya akan mendorong langkah tersebut jika tujuannya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Bontang.
“Kita butuh universitas. Harus ada solusi konkret agar keberlangsungan pendidikan tinggi di kota ini tetap terjaga,” ujar Andi Faiz, saat ditemui Senin (16/6/2025) kemarin.
Meski demikian, ia mengingatkan jika proses akuisisi tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa kondisi internal Unijaya sudah bersih dari persoalan hukum dan administrasi. Termasuk menyelesaikan catatan utang dan sanksi dari Kementerian Pendidikan, serta kejelasan aset kampus.
“Kalau belum clean and clear, jangan sampai nanti saat negosiasi malah terbentur aturan. Semua harus melalui mekanisme yang sah, karena ini berkaitan dengan penggunaan APBD,” jelasnya.
Saat ini, Pemkot Bontang memang sudah memiliki Sekolah Tinggi Ilmu Teknologi (Stitek), namun lembaga itu dianggap belum cukup memenuhi kebutuhan pendidikan vokasi yang spesifik dan aplikatif di Bontang.
Andi Faiz menambahkan, pembahasan lebih lanjut terkait rencana akuisisi akan dilakukan setelah pihak yayasan menyelesaikan masalah internal. (*)

Tinggalkan Balasan