EXPRESI.co, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia resmi menjalin kerja sama strategis dalam upaya hilirisasi tiga komoditas utama seperti kelapa, singkong, dan tebu. Langkah ini bertujuan mengurangi ketergantungan impor, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, serta memperkuat sektor pertanian sebagai pilar ekonomi nasional.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan hilirisasi kelapa menjadi prioritas utama karena bahan bakunya sudah tersedia di dalam negeri. Dengan mendorong ekspor dalam bentuk produk olahan bernilai tambah, kesejahteraan petani dapat meningkat, devisa negara bertambah, dan kemiskinan di daerah penghasil kelapa dapat berkurang.

“Kita selama ini ekspor kelapa mentah. Jika diolah, nilainya lebih tinggi, petani lebih sejahtera, devisa meningkat, dan ekonomi daerah ikut tumbuh,” ujar Mentan usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Selain kelapa, Indonesia masih bergantung pada impor singkong. Mentan menyampaikan pentingnya meningkatkan produksi singkong lokal guna memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Begitu pula dengan tebu, yang selama ini masih harus diimpor dalam bentuk gula mentah.

“Kita masih impor singkong dan gula mentah. Ini yang kita ingin ubah dengan memperkuat produksi lokal,” tambahnya.

Kolaborasi untuk Percepatan Ketahanan Pangan

Kolaborasi Kementan dan Kadin tidak hanya fokus pada hilirisasi produk, tetapi juga percepatan berbagai program strategis, seperti cetak sawah, optimalisasi lahan, investasi di sektor pertanian, serta pengembangan ekosistem bisnis pertanian berbasis teknologi dan inovasi.

“Pertanian tidak bisa bergerak sendiri. Dunia usaha harus terlibat aktif. Jika Kadin dan pemerintah bersinergi, pertumbuhan sektor pertanian bisa berkembang lebih cepat dan berkontribusi signifikan bagi ekonomi nasional,” ujar Mentan.

Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, menyambut baik kerja sama ini dan menegaskan kesiapan dunia usaha dalam mendukung swasembada pangan nasional.

“Kadin hadir di 38 provinsi dan siap membantu memperkuat ekosistem pertanian, dari teknologi, peningkatan kapasitas SDM, hingga membuka akses pasar internasional bagi produk pertanian Indonesia,” jelas Anindya.

Sebagai organisasi yang menaungi berbagai entitas bisnis, mulai dari BUMN, koperasi, hingga swasta, Kadin berkomitmen untuk menjembatani kepentingan dunia usaha dengan kebijakan pemerintah guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. (*)