EXPRESI.co, BONTANG – Di tengah dunia pengawasan pemilu yang selama ini kerap didominasi oleh kaum laki-laki, hadir sosok perempuan tangguh yang mencuri perhatian lewat dedikasi dan integritasnya. Dialah Syahriah, anggota Bawaslu Kota Bontang yang menjabat Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat.

Perjalanan Syahriah tak bisa dilepaskan dari latar belakangnya yang kuat dalam dunia pendidikan dan organisasi. Ia mengawali kariernya sebagai guru di SMP YKP Monamas Bontang (2010–2014), kemudian dipercaya menjadi kepala sekolah di tempat yang sama hingga tahun 2023. Di samping itu, ia juga aktif dalam organisasi kepemudaan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pernah menjabat sebagai Ketua Kohati Cabang Bone, serta menjadi pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bontang.

Pengalamannya di dunia pendidikan membentuk cara pandangnya terhadap demokrasi. “Dulu saya hanya memahami pemilu sebatas memberikan suara di bilik suara, dan pengawasan hanya fokus pada isu politik uang di masa kampanye,” kenangnya. Namun, setelah bergabung dengan Bawaslu, perspektifnya berubah.

“Berbicara tentang pemilihan bukan hanya soal memilih, tapi bagaimana kita memastikan seluruh warga negara yang memenuhi syarat dapat menggunakan hak pilihnya secara adil dan setara,” ujarnya.

Syahriah juga menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, kehadiran masyarakat dalam proses pengawasan merupakan kunci suksesnya demokrasi yang sehat dan transparan.

Sebagai perempuan di dunia yang penuh tantangan ini, Syahriah membuktikan bahwa ketegasan, ketelitian, dan empati bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan. “Menjadi pengawas perempuan bukan soal gender, tapi soal kualitas kepemimpinan dan keberanian dalam mengambil keputusan yang benar,” tegasnya.

Dalam momentum Hari Kartini, sosok Syahriah menjadi inspirasi: bahwa perempuan tak hanya mampu mengambil peran, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah demokrasi. (*)