EXPRESI.o, SAMARINDA – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menggelar Festival Olahraga Tradisional sebagai bentuk upaya pelestarian budaya sekaligus memperkenalkan kekayaan olahraga lokal kepada masyarakat. Festival ini dirancang untuk menggali potensi budaya daerah, menghadirkan kreativitas masyarakat, dan menghidupkan kembali olahraga tradisional yang mulai jarang dikenal.
Menurut Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, festival ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk menonjolkan nilai-nilai budaya dalam olahraga.
“Festival ini merupakan ajang untuk menampilkan kekayaan olahraga tradisional kita yang sarat dengan nilai budaya. Setiap tahunnya, kami berusaha menggali lebih dalam olahraga tradisional yang mungkin sudah jarang dikenal,” jelas Thomas, Kamis (14/11/24).
Dispora Kaltim menggunakan festival ini sebagai ajang seleksi tahunan untuk mencari perwakilan daerah yang akan berlaga di tingkat provinsi maupun nasional. Pada edisi sebelumnya, Kalimantan Timur sukses mengirimkan delegasi ke Sulawesi Tenggara untuk bersaing dalam festival nasional yang berlangsung di Palu.
“Kami melakukan seleksi setiap tahun untuk memilih tim terbaik yang akan mewakili Kalimantan Timur dalam festival olahraga tradisional ini. Tahun sebelumnya, tim kami berhasil mengirimkan perwakilan ke Parigi Moutong, Sulawesi Tenggara,” ungkap Thomas.
Tahun ini, festival akan mempertandingkan lima olahraga tradisional khas, yaitu Anu Adam, bakiak, egrang, gasing, dan supit. Menariknya, format olahraga ini akan tetap digunakan pada festival tahun 2025 untuk menjaga kontinuitas dan daya tariknya.
“Pada tahun ini, kita akan mempertandingkan lima jenis olahraga yang sama seperti pada 2025, yakni Anu Adam, bakiak, egrang, gasing, dan supit. Setiap tahunnya, kami mencoba untuk mengganti jenis olahraga yang dipertandingkan agar tetap segar dan menarik,” ujar Thomas.
Berbeda dari olahraga konvensional, festival ini menggabungkan unsur olahraga dan seni. Gerakan olahraga tradisional dipadukan dengan tarian kreatif, menciptakan pementasan yang tidak hanya kompetitif tetapi juga estetis.
“Festival olahraga tradisional ini menonjolkan gerakan-gerakan olahraga dalam bentuk tarian kreatif, di mana elemen-elemen olahraga digabungkan dengan seni tari yang menggambarkan kekayaan budaya daerah,” jelas Thomas.
Dispora Kaltim berharap melalui festival ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga warisan budaya, khususnya olahraga tradisional. Thomas menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk melestarikan kekayaan budaya dan memperkenalkannya ke dunia.
“Kami ingin agar olahraga tradisional ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi bisa terus hidup dan berkembang. Melalui festival ini, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya berolahraga sambil melestarikan warisan budaya yang kita miliki,” katanya.
Festival Olahraga Tradisional Kaltim diharapkan menjadi wadah untuk mempererat hubungan masyarakat melalui olahraga sekaligus meningkatkan minat generasi muda terhadap kebudayaan lokal. Dengan melibatkan seni dan olahraga, Dispora Kaltim berupaya menciptakan generasi yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga peduli terhadap pelestarian budaya.
Dispora Kaltim terus berkomitmen mendukung perkembangan olahraga tradisional, mendorong kreativitas, dan memupuk kecintaan terhadap budaya daerah, sebagai langkah nyata untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa. (Adv/Dispora)

Tinggalkan Balasan