EXPRESI.co, SAMARINDA – Dalam sebuah diskusi publik yang berlangsung di Café Bagios, Samarinda, Senin (21/10/2024), tema sentral yang dibahas adalah “Peran Media Siber Samarinda untuk Mewujudkan Pilkada Damai di Kalimantan Timur.” Acara tersebut menarik perhatian para pemangku kepentingan, mulai dari pejabat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hingga para pelaku industri media siber.

Di tengah maraknya penyebaran hoaks yang merusak, mereka sepakat media siber berperan dalam menjaga jalannya Pilkada tak bisa dianggap remeh.

Momentum diskusi ini juga dimanfaatkan untuk melantik anggota baru Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Samarinda untuk periode 2024-2027. Para peserta berdiskusi, menganalisis, dan menegaskan komitmen untuk melawan misinformasi yang dapat mengganggu jalannya kenduri demokrasi tersebut.

Danny Bunga, anggota Bawaslu Kaltim, tidak menutup-nutupi tantangan yang mereka hadapi. Menurutnya, di setiap Pilkada, informasi menyesatkan menjadi musuh utama yang harus dihadapi.

“Media siber berperan penting dalam mendidik publik agar tidak terperosok dalam jebakan hoaks. Selain itu, media juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi, terutama dalam hal mencegah politik uang,” ucapnya serius.

Sementara itu, AKBP Eko Budiarto, Wakapolresta Samarinda, mengakui kekuatan media siber sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Di tengah derasnya arus informasi, media siber, menurutnya, mampu menyebarkan berita dalam hitungan detik.

“Kecepatan penyebaran informasi ini bisa jadi senjata melawan berita palsu yang dapat memicu eskalasi situasi. Kami, pihak kepolisian, sangat bergantung pada media dalam menjaga stabilitas selama Pilkada,” tegas Eko.

Tak ketinggalan, Komisioner KPU Kaltim, Ramaon D. Saragih, turut bersuara. Dia menegaskan pentingnya kolaborasi antara KPU dan SMSI dalam memastikan bahwa setiap informasi yang disebar ke publik benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

“Kami berharap media menjadi mitra aktif kami dalam memastikan tidak ada disinformasi yang mengganggu proses Pilkada. Pilkada yang damai hanya bisa tercapai dengan informasi yang benar dan kredibel,” kata Ramaon dengan nada yang penuh keyakinan.

Agus, Direktur Media Kaltim, menyoroti pentingnya integritas dalam pemberitaan selama Pilkada. Baginya, netralitas adalah hal yang mutlak.

“Di masa-masa seperti ini, menjaga netralitas media adalah hal yang krusial. Tidak boleh ada keberpihakan. Media harus tetap objektif,” tegas Agus dengan sikap yang menekankan pentingnya transparansi.

Diskusi ini ditutup oleh Kadiskominfo Kaltim, Muhammad Faisal, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan media dalam menjaga ketertiban di ruang publik.

“Tantangan digital semakin besar. Media punya tanggung jawab untuk mengarahkan opini publik dengan berita yang kredibel. Ini bukan hanya soal Pilkada, tapi juga menjaga keharmonisan masyarakat,” ujar Faisal. (Yah/Fch/Klausa)