EXPRESI.co, BONTANG – Kiriman air dari daerah Kilometer 8 dan Kilometer 5 poros Bontang-Samarinda membawa banjir kiriman yang merendam beberapa wilayah di Kota Bontang, khususnya di Kelurahan Api-Api, Selasa (5/11/2024). Hujan deras yang mengguyur Kota Taman sejak Senin (4/11/2024) sore hingga malam hari menambah luapan air.
Lurah Api-Api, Hadha Sulistyono, mengatakan intensitas hujan tinggi serta pembangunan infrastruktur yang belum selesai memperparah kondisi banjir.
“Hujan lebat sejak sore hingga malam mengakibatkan luapan air di Kilometer 8 hingga Kilometer 5, merendam beberapa wilayah,” jelas Hadha, Selasa (5/11/2024).
Proyek turap di RT 34 dan RT 14, yang masih dalam tahap pembangunan, turut memicu penyempitan sungai, sehingga menghambat aliran air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Hadha menambahkan, pintu air di RT 29 saat ini masih dalam tahap persiapan dan belum terpasang sepenuhnya.
“Bahan material dan perakitan pintu air sedang dikerjakan oleh kontraktor. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah kota agar upaya penanganan bisa dipercepat,” lanjutnya.
Prioritas pembangunan turap tahun depan akan difokuskan di RT 37 hingga RT 29, serta RT 8 hingga RT 7 di Bontang Permai.
Banjir kali ini tidak separah kejadian sebelumnya, tetapi surutnya air terhambat akibat pasang air laut. Total, sekitar 10 RT terdampak banjir, dengan wilayah terparah di Jalan Polo Air RT 29, belakang Bank Dhanarta. Ketinggian air di titik ini mencapai paha orang dewasa, membuat jalan tak bisa dilalui kendaraan roda dua.
Banjir juga melumpuhkan beberapa titik lain seperti Jalan Ahmad Yani di depan Puskesmas Pegawai, depan Bank BNI, dan Jalan Tomat dekat Polres.
“Beberapa titik lumpuh total. Kami terus berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak,” tambah Hadha.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bontang, Edy Prabowo, mengungkapkan pihaknya telah merencanakan pembangunan pintu air di sejumlah titik sungai guna mencegah banjir kiriman. Upaya penggalian di sisi kiri sungai Api-Api juga telah dilakukan untuk memperlancar aliran air.
“Volume air dari Kilometer 8 sangat besar, ditambah lagi air laut yang pasang. Tetapi evaluasi, pintu air di area dua jembatan di Jalan Ahmad Yani akan menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2025,” ujar Edy.
Saat ini, bantuan untuk warga yang terdampak sedang disiapkan setelah data korban terhimpun. Pihak kelurahan, bersama dinas terkait, terus berupaya menanggulangi dampak banjir agar warga dapat segera kembali beraktivitas normal. (*)

Tinggalkan Balasan