EXPRESI.co, WAJO – Bupati Wajo, Andi Rosman, dan Wakil Bupati dr Baso Rahmanuddin mulai menyusun langkah besar untuk lima tahun ke depan. Dalam pertemuan bersama Ketua DPRD dan Panitia Khusus Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), keduanya memetakan strategi pembangunan yang tidak hanya ambisius, tapi juga realistis menertibkan aset, memangkas pemborosan, dan mendorong kemandirian fiskal daerah.

Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Bupati Wajo, Senin, 30 Juni 2025. Hadir pula Sekretaris Daerah Armayani, Kepala BPKAD Dahlan, dan Sekretaris DPRD Sainal Hayat.

Andi Rosman membuka pertemuan dengan menekankan satu persoalan yang kerap jadi batu sandungan pembangunan daerah: aset tak tertata.

“Langkah awal kami jelas: seluruh OPD harus mendata dan melaporkan aset daerah, terutama lahan. Kita tidak ingin ada aset yang justru menjadi beban,” kata Andi Rosman.

Bupati juga menyebut akan menyisir aset-aset yang dianggap tidak produktif. “Yang tidak penting kita sisihkan, yang bermanfaat kita optimalkan. Tahun 2026, beberapa program pengadaan akan mulai berjalan, jadi penataan aset ini menjadi fondasinya,” ujarnya.

Menjawab Efisiensi dengan Digitalisasi

Wakil Bupati dr Baso Rahmanuddin menggarisbawahi persoalan efisiensi anggaran yang menimpa hampir seluruh daerah di Indonesia. Menurut dia, Wajo harus belajar hidup mandiri.

“Kita harus lebih fokus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Salah satunya melalui digitalisasi sistem retribusi dan perpajakan,” jelasnya.

Ia optimistis pendekatan berbasis teknologi akan memperkuat kapasitas fiskal daerah. Digitalisasi, menurutnya, bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan yang mendesak di tengah tekanan efisiensi.

Membangun dengan Sinergi

RPJMD yang sedang disusun menjadi dokumen kunci arah pembangunan Wajo hingga 2029. Karena itu, pemerintah daerah menekankan pentingnya sinergi dengan DPRD.

“Diskusi yang konstruktif, bukan debat teknis semata, adalah kunci agar pembangunan kita tetap berorientasi pada masyarakat,” ucap Andi Rosman.

Kedua pemimpin ini tampak kompak, satu bicara fondasi aset dan efisiensi anggaran, yang lain bicara inovasi dan kemandirian fiskal. RPJMD yang lahir dari kolaborasi ini diproyeksikan tak hanya berorientasi proyek, tapi berbasis perencanaan matang dan tanggung jawab jangka panjang. (*)