EXPRESI.co, BONTANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang saat ini sedang gencar melakukan Sosialisasi dan Dukungan Pelaksanaan Peran Imunisasi Nasional (PIN) dalam rangka Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Polio.
Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe melalui Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama Dinkes Bontang Achmad Zainuri mengatakan pihaknya kerapa melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit polio.
Jika ditemukan gejala lumpuh layu, langsung dikonfirmasi secepatnya. Meskipun, kata dia, polio memiliki gejala lumpuh layu, tapi tidak semua gejala itu adalah polio.
“Untuk kewaspadaan polio itu kita lakukan pemeriksaan dengan gejala lumpuh layu. Kalau lumpuh layu itu belum tentu polio. Bisa jadi itu disebabkan penyakit lain,” ucapnya saat ditemui, Selasa (16/7/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan targetnya sudah ditetapkan oleh pusat. “Untuk tahun ini 3/100 ribu penduduk usia di bawah 15 tahun diperiksa untuk memastikan,” ucapnya.
Untuk di Kota Bontang sejauh ini melum ada. Namun menurut dia jika menganalisa kepadatan penduduk, maka Kota Bontang termasuk kategori beresiko tinggi.
“Alhamdulillah sampai sekarang sih belum kita dapatkan. Tetapi kalau melihat mobilitas penduduk kita itu tinggi. Kita termasuk 3 kota di Kaltim masuk resiko tinggi. Jadi resikonya memang masih ada,” terangnya.
Selama ini yang kita dapat yang lumpuh layu, ada banyak. Misalnya anak-anak yang punya hipokalemia, anak-anak yang kurang nutrisi. Akhirnya kemampuan ototnya untuk menopang tubuhnya jadi berkurang,” sambungnya.
Sementara itu Kepala Tim Kerja pencegahan dan pengendalian penyakit menular (P2PM), Ilham pun menyampaikan bahwa pentingnya dilakukan imunisasi karena 2-3 juta risiko kematian dapat dicegah setiap tahun dengan tindakan ini.
Imunisasi, kata dia, mencegah lebih dari 26 penyakit. Membantu membatasi/mengurangi terjadinya resistensi antibiotik karena dapat mencegah penyakit pada tahap awal.
“Meningkatkan cakupan imunisasi secara global dapat menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang setiap tahunnya,” tukasnya. (Adv)