EXPRESI.co, Bontang – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Amir Tosina menyoroti pengerjaan turap di Jalan Iman Bonjol, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara.
Amir Tosina komplain soal pesangan baru penahan tanah. Batu penahan hanya disusun tanpa tanpa di cor. Dia menyebut, campuran semen alias cor merupakan bahan untuk melekatkan batu demi batu agar membentuk dinding yang kokoh.
“Kenapa disusun saja batunya tidak pakai cor? Pekerjanya bilang nanti di atasnya baru dikasih,” ucap Amir Tosina mengulang pembicaraannya dengan pekerja saat meninjau lokasi pembangunan pada Sabtu (8/4/2023).
Dia jelaskan, dalam pembangunan turap dibutuhkan kombinasi bahan seperti batu, semen cor, besi sebagai tiang, pasir, dan lainnya. Sebab, turap memiliki fungsi untuk menahan pergeseran lateral tanah agar tidak terjadi guncangan pada tanah yang menyebabkan longsor. Sehingga penting kokoh dasarnya.
Apalagi, turap atau disebut juga sebagai retaining wall dinding dibuat di tanah yang kemiringannya sulit dipertahankan secara alami. Seperti pada pinggiran sungai/kali, lereng curam, lereng tanah yang nyaris vertikal atau kondisi tanah yang tidak dapat ditanami pohon.
Amir Tosina pun geram karena proses pengerjaan tidak ada pengawasan, bahkan saat dirinya meninjau lokasi, pihak pengawas dan kontraktor tidak ditemui di lapangan.
Begitupun dengan tenaga kerja di lapangan yang menurut Amir Tosina sangat kurang. “Hanya ada dua orang pekerja, saya cari kontraktornya tidak ada, cuma ada pekerjanya 2 orang saja. Mana bisa cepat selesai kalau begini,” ungkapnya.
Dia pun mengakibatkan menyampaikan kepada dinas terkait untuk menyampaikan kepada kontraktor pelaksana agar pekerja ditambah. Begitu juga pekerjaan agar dilakukan evaluasi.
Amir menyayangkan proses pekerjaan yang lamban. Menurutnya, pekerjaan ini seharusnya selesai pada Desember 2022 lalu. Apalagi, anggaran yang dikucurkan terbilang besar, yakni Rp 6 miliar. Tapi pihak kontraktor meminta perpanjangan waktu hingga 2023.
Dengan tambahan waktu yang diberikan kepada kontraktor, AmirbTosina berharap pembangunan tembok tinggi penahan tanah ini dikerjakan dengan benar agar bisa bertahan lebih lama.
“Ini harus diawasi. Pemasangan batu tidak sesuai perencanaan awal. Seperti turap di Gunung Elai, sudah retak bahkan turap yang lama dan yang baru pisah,” imbuhnya. (Fn)

Tinggalkan Balasan