EXPRESI.co, BONTANG – Motif pelaku kasus sate sianida yang menewaskan bocah SD asal Sewon, Bantul, Yogyakarta telah terungkap. Pelaku bernama Nani Aprilliani (25) sengaja mengirim sate beracun untuk targetnya, Tomy karena sakit hati.
Mulanya, Nani meminta Bandiman, seorang driver ojol secara offline untuk mengantar sate beracun sianida itu ke rumah Tomy. Ia juga meminta Bandiman menyampaikan ke Tomy, bahwa sate itu kiriman dari Hamid, warga Pakualaman.
Karena Tomy menolak, Bandiman pun membawa pulang sate tersebut ke rumahnya untuk dimakan bersama Istri dan anaknya. Nahasnya, anak Bandiman justru meregang nyawa karena sate itu mengandung racun sianida.
Dilansir dari Hellosehat, paparan sianida dalam jangka pendek bisa menyebabkan iritasi pada hidung dan selaput lendir. Bila konsentrasi sianida lebih dari 5 mg/m3, kabut sianida alkali ini bisa menyebabkan luka dan pendarahan pada hidung.
Bila seseorang menyerap racun sianida dalam jumlah cukup, mereka bisa mengalami efek sistemik yang sama seperti orang terpapar racun sianida jangka pendek.
Paparan senyawa sianida dalam konsentrasi rendah dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual, pusing dan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas.
Selain itu, menelan sianida dalam jumlah banyak juga bisa mengakibatkan kehilangan kesadaran mendadak. Kondisi ini sering kali disertai kejang dan kematian, yang terjadi dalam jangka waktu 1-15 menit.
Umumnya, dosis racun sianida yang mematikan tergantung pada senyawa dan beberapa faktor lainnya. Setengah gram sianida yang tertelan bisa membunuh orang dewasa dengan berat badan 80 kg.
Kebanyakan orang yang keracunan sianida meninggal dunia tidak terdiagnosis cepat dan gejalanya tidak terdeteksi sejak awal. Kondisi ini disebabkan oleh keracunan hebat dalam dosis tinggi. (*)
Editor: Bagoez Ankara
Tinggalkan Balasan