Isu Mafia Tanah Jadi Perhatian Serius DPRD Kaltim

Redaksi

Anggota DPRD Kaltim, Harun Al Rasyid. (Dok pribadi)

EXPRESI.co, SAMARINDA – Beragam kasus yang melibatkan mafia tanah kini menjadi perhatian serius di Kalimantan Timur.

Menanggapi ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) Harun Al Rasyid menyatakan harus ada penindakan tegas terhadap praktek mafia tanah yang merugikan masyarakat.

“Solusinya kalau menurut saya ya penegakan hukum. Karena ini kaitannya dengan undang-undang, maka ini tugas aparat kepolisian. Kalau Perda tugasnya Satpol. Ditertibkan dengan penegakan hukum, ini hanya bisa dilakukan kehadiran negara,” katanya, Kamis (09/11/2023).

Menurut pria kelahiran Gowa, Sulawesi Selatan itu praktek mafia tanah di Kaltim, harus mendapatkan penanganan menyeluruh dari semua pihak.

BACA JUGA:  Tim Renja Rencakan Kerjasama Dengan Lemhanas

“Implementasinya di lapangan harus ada koordinasi antara pemprov dan aparat kepolisian. Kemudian DPRD sebagai fungsi pengawasan,” tuturnya

“Lebih dari itu, upaya pencegahan, penanganan dan penyelesaian konflik harus memperhitungkan berbagai aspek, terutama aspek hukum, untuk menjamin kepastian hukum bagi seluruh warga negara,” sambungnya.

Wakil Ketua Badan Kehormatan itu, menjelaskan bagi stakeholder terkait untuk mencari solusi tentang permasalahan tanah yang ada di Kaltim dengan prinsip utama tidak merugikan masyarakat.

“Mencari solusi yang solutif tanpa merugikan masyarakat. Kami garis bawahi, tidak merugikan masyarakat,” harapnya.

BACA JUGA:  Soal Masa Kerja Pansus IP, Ketua DPRD: Bentuk yang Lebih Khusus Lagi

Terakhir ia menegaskan para mafia tanah harus memiliki pemikiran tentang akhirat bukan dunia saja.

“Hidup di dunia ini hanya sementara, manusia diciptakan dari tanah dan akhirnya akan kembali ke tanah juga. Di akhirat manusia akan ditanya tentang hartanya, termasuk kepemilikannya atas tanah, bagaimana dia mendapatkannya dan untuk apa ia gunakan,” tegasnya.

“Pada saat itu manusia tidak bisa mengelak, karena mulut sudah dikunci, yang berbicara adalah tangannya, yang jadi saksi adalah kakinya, mata, pendengaran dan kulitnya,” tutupnya. (adv)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer