EXPRESI.co, SAMARINDA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Guntur, mendorong agar Festival Jembayan Kampung Tuha (FJKT) di Desa Jembayan, Kutai Kartanegara, masuk dalam agenda resmi kebudayaan tingkat provinsi. Ia menilai festival ini memiliki nilai sejarah, spiritual, dan sosial yang kuat sebagai warisan budaya lokal.
“Festival ini bukan sekadar hiburan. Ada nilai adat, penghormatan kepada leluhur, serta semangat gotong royong yang kini mulai langka. Pemerintah daerah harus memberi pengakuan penuh,” ujar Guntur.
FJKT telah digelar secara swadaya oleh masyarakat selama enam tahun terakhir. Meski minim dukungan anggaran resmi, warga terus menjaga kelangsungan festival sebagai bagian dari pelestarian budaya.
Guntur menegaskan, keberlanjutan FJKT tidak bisa hanya dibebankan pada partisipasi warga. Pemerintah provinsi perlu hadir melalui dukungan kelembagaan dan pendanaan, sekaligus memasukkan FJKT ke dalam program strategis pariwisata dan kebudayaan daerah.
Salah satu ciri khas FJKT adalah ritual ma’am leluhur, yakni ziarah ke makam pendiri desa yang menjadi puncak acara. Menurut Guntur, prosesi ini memiliki nilai edukatif tinggi, terutama bagi generasi muda untuk memahami asal-usul serta tradisi leluhur.
“Ini bentuk pendidikan budaya yang penting di tengah arus globalisasi. Anak-anak muda bisa belajar menghargai sejarah dan jati diri mereka,” katanya.
Selain itu, FJKT juga dinilai memperkuat semangat gotong royong, karakter sosial khas desa yang kini mulai memudar. Tahun ini, FJKT kembali hadir dengan rangkaian kegiatan seperti ritual adat, seni tradisi, aksi sosial, dan napak tilas sejarah desa.
Guntur berharap FJKT tidak lagi dianggap sebagai agenda lokal semata, tetapi mendapat tempat di kalender budaya resmi Provinsi Kaltim.
“Kalau Kaltim serius ingin mengembangkan pariwisata berbasis budaya, FJKT harus jadi prioritas. Potensinya besar sebagai ikon budaya daerah,” pungkasnya. (Adv/DPRD Kaltim/IA)

Tinggalkan Balasan