EXPRESI.co, SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Samsun menyoroti kondisi sungai di Benua Etam yang semakin memprihatinkan akibat pencemaran. Salah satu penyebab utama kerusakan ini, menurutnya, adalah limbah batu bara yang berasal dari proses pengupasan lahan tambang.
“Limbah batu bara muncul karena aktivitas pengupasan lahan dalam proses pertambangan. Dampaknya sangat besar terhadap lingkungan, terutama pada kualitas air sungai,” ungkap Samsun, Selasa (26/11/2024).
Pencemaran ini berdampak serius pada kehidupan masyarakat, terutama para nelayan yang menggantungkan hidup pada sungai. Samsun mengungkapkan banyaknya keluhan nelayan terkait menurunnya kualitas air yang merusak ekosistem perairan.
Ia mendesak perusahaan tambang untuk lebih bertanggung jawab dalam menjalankan operasionalnya. Menurutnya, menjaga kelestarian lingkungan adalah tugas bersama yang harus menjadi prioritas utama, mengingat masyarakat Kalimantan Timur bergantung pada kekayaan alam tersebut.
“Kita harus menjaga lingkungan dengan baik. Sekecil apa pun dampak lingkungan dari aktivitas tambang, jika dibiarkan, akan menjadi masalah besar di kemudian hari,” tegas Samsun.
Samsun juga menyerukan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Ia berharap semua pihak dapat bersinergi untuk menjaga kelestarian alam, sehingga dampak negatif pada masyarakat, khususnya nelayan dan warga sekitar tambang, dapat diminimalisir.
“Perusahaan tambang harus lebih memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas mereka. Harapan kami, semua pihak bekerja sama untuk mencegah kerusakan lebih besar,” pungkasnya.
Dengan sorotan ini, DPRD Kaltim berharap adanya langkah konkret untuk menekan pencemaran sungai di Kalimantan Timur, demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. (adv)

Tinggalkan Balasan