TELEN – Pentingnya hidup rukun dan damai dalam kehidupan bermasyarakat menjadi pesan yang disampaikan oleh Bupati, Ardiansyah Sulaiman, ketika melaksanakan Safari Syawal setelah Hari Raya Idulfitri 1445 hijriah. Acara halal bihalal berlangsung di halaman masjid Al Falaq Desa Wonosari Kecamatan Muara Wahau pada Kamis (18/4/2024) malam.
Saat itu, Ardiansyah hadir bersama istri, Ketua TP PKK Kutim Siti Robiah, Staff Ahli Bupati Bidang Perekonomian Pembangunan dan Keuangan DR Sulastin, Ketua BAZNAS Kutim Masnif Sofwan. Turut hadir juga Camat Muara Wahau Marlianto, Camat Telen Petrus Ivung, Camat Kombeng Jumran, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutim. Masyarakat bahkan antusias mengikuti acara ini, tak hanya umat Muslim, warga beragama non-Islam juga terlihat ikut serta dalam kehangatan acara silaturahmi tersebut.
Bupati Ardiansyah menyebut Syawal sebagai bulan kemenangan setelah berpuasa selama Ramadhan. Ia berharap bahwa kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan selama bulan suci tersebut akan menjadi kebiasaan di hari-hari selanjutnya. Ardiansyah berharap melalui safari halal bihalal ini, umat Muslim di Kutim bisa memperkuat hubungan silaturahmi dan saling memaafkan satu sama lain. Acara ini juga memanfaatkan momen bulan Syawal sebagai waktu yang tepat, setelah berpuasa sehingga tenaga sudah kembali maksimal.
“Kita tidak sanggup berkelliling pada saat bulan puasa. Ini kesempatan kita bersilaturahmi antara pemerintah dengan masyarakat,” katanya.
Halal bihalal yang berlangsung hangat dalam suasana penuh keakraban ini juga dirangkai dengan penyerahan bantuan dari BAZNAS Kutim yakni bantuan sebesar Rp 257 juta untuk 257 anak yatim piatu dan duafa di Kecamatan Muara Wahau, dan Kombeng. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Ketua BAZNAS Kutim Masnif Sofwan kepada penerima manfaat didampingi Bupati Ardiansyah Sulaiman.
Halal bihalal turut diisi dengan tausiah Ketua BAZNAS Kutim Masnif Sofwan. Dalam tausiahnya, ia mengajak masyarakat Wahau dan sekitarnya untuk selalu mengamalkan Bulan Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sebagian malam gunakan untuk tahajud, niscaya kalian akan jadi manusia yang istiqomah,” tegas Masnif.
Tidak hanya itu, dalam meneladani Ramadan, ia juga mengajak masyarakat untuk menyisihkan sebagian harta yang dimiliki. Karena dalam harta yang dimiliki setiap umat ada hak orang lain. Kemudian Tilawatil Qur’an usai Ramadan juga diamalkan. Saat muslim takut berbuat salah di Bulan Ramadan, maka begitulah pula di luar Ramadan. Untuk itu ia mengajak untuk selalu menjaga kondusifitas.
“Mari jaga kualitas iman kita dengan menjalin hubungan yang intim mesra kepada Allah dan hubungan dengan sesama yang penuh kekerabatan dan persaudaraan. Mudah-mudahan Kecamatan Wahau ini semuanya bersatu jangan terpecah belah,” ucapnya. (*/Ipn)
