EXPRESI.co, BONTANG – Warga Jalan Flores, Kelurahan Kanaan, Kecamatan Bontang Barat, Kota Bontang kembali mengeluhkan aktivitas tambang galian C ilegal.
Setiap kali hujan turun, pasir dari tambang terbawa air hingga menutup akses jalan pemukiman. Akibatnya, sekitar 12 rumah terdampak banjir bercampur pasir.
Yusuf, salah satu warga, mengatakan kondisi tersebut membuat aktivitas sehari-hari lumpuh. Jembatan menuju pemukiman kerap tertutup banjir, memaksa warga berjalan kaki menembus genangan air.
“Kami harus berjalan kaki 200 meter melewati banjir untuk ke jalan utama dengan celana dilipat,” kata Yusuf kepada Expresi.co, Senin (29/9/2025).
Yusuf menuturkan, warga kesulitan melakukan aktivitas berhari-hari karena banjir lama surut. Aktivitas terhalangi memaksa Yusuf menggendong anaknya ke sekolah melewati genangan air.
Banjir yang bercampur pasir itu bisa bertahan hingga empat hari. Setelah surut, jalanan menjadi licin karena timbunan pasir galian. Warga baru bisa kembali menggunakan kendaraan setelah pasir mengering.
Tidak hanya itu, setelah surut pasir kiriman galian C membuat jalanan menjadi licin. Kata Yusuf, jalanan akan kembali bisa dilewati setelah pasir mulai kering.
“Jadi kami keluar masuk pemukiman harus jalan kaki karena motor tidak bisa masuk karena banjir dan pasir,’ ujar Yusuf.
Selain itu, Hidayat, warga lainnya menyayangkan pembangunan parit tidak terhubung ke sungai alias buntu. Justru alih-alih menyelesaikan masalah, air banjir dan pasir justru masuk pemukima.
“Jadi hanya terbuang, akhirnya ke pemukiman warga,” ucapnya.
Ia juga menyebut, Dinas PUPR sempat rutin mengeruk tumpukan pasir di parit, namun aktivitas itu berhenti. Kini, tumpukan pasir kembali menutup aliran air sehingga banjir makin sering terjadi.
Hidayat mengharapkan pemerintah kota mendengarkan keluhan masyarakat. Kata dia, parit yang kecil dan jalan yang rendah menjadi sebab langganan banjir dan kiriman pasir tambang galian C.
“Siapa tahu kan dari pemerintah ada sisi empatinya dengan ditinggikan jalannya terus diperbaiki parit nya,” pungkas nya
Meski demikian, Hidayat mengakui aktivitas tambang pasir ilegal itu juga kerap dimanfaatkan masyarakat umum Bontang saat membutuhkan material.
“Jadi kami serba salah juga, karena galian itu juga digunakan masyarakat umum Bontang,” ujar Hidayat. (Labib)

Tinggalkan Balasan