EXPRESI.co, BONTANG – Enam unit server milik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bontang mengalami kerusakan setelah terkena tetesan air hujan akibat atap ruang server yang bocor. Insiden ini langsung memicu kemarahan Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam.

Ia menyayangkan kelalaian fatal yang membuat perangkat teknologi senilai miliaran rupiah terancam tidak bisa digunakan. Bahkan, ia menuding ada kesalahan perencanaan sejak awal dalam pengadaan infrastruktur teknologi informasi ini.

“Ini kepala dinas harus bertanggung jawab. Kok baru sekarang kalang kabut dan saling lempar kesalahan? Dulu anggarkan miliaran untuk server, tapi enggak pernah mikirin gedung yang layak untuk simpan server,” kata Andi Faizal melalui keterangan tertulisnya, Senin (21/7/2025).

Politisi muda itu mengaku heran karena selama ini pihak Diskominfo justru sibuk menganggarkan sistem dan aplikasi canggih, namun abai terhadap kebutuhan mendasar seperti ruang penyimpanan yang aman.

“Baru pekan lalu kami diajak tinjau data center di Jawa Tengah. Tapi percuma bicara aplikasi dan sistem kalau yang kasat mata saja, tempat server gak beres dari awal,” tegasnya.

Sebelumnya, sorotan serupa datang dari Komisi C DPRD Bontang yang melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke gedung server. Muhammad Sahib, anggota komisi yang membidangi infrastruktur dan pengawasan, menyebut ruang server Diskominfo sangat jauh dari kata layak.

“Server ini jantung data Kota Bontang. Nilainya Rp 5,5 miliar, tapi dibiarkan seperti itu. Sekarang bocor, air netes langsung ke alat. Mau bilang ini salah teknis? Enggak masuk akal,” ujar Sahib saat meninjau langsung lokasi.

Ia bahkan menduga kebocoran terjadi akibat pengawasan proyek yang lemah, baik dari pihak kontraktor, Dinas PU, maupun Diskominfo sendiri.

“Semua lalai. Ini aset digital daerah, tapi dijaga asal-asalan. Jangan sampai jadi contoh buruk pengelolaan IT di daerah,” tambahnya.

Sahib mendesak agar Pemkot segera membangun gedung baru yang memang dirancang khusus untuk ruang server, dengan standar keamanan dan infrastruktur yang memadai.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Bontang, Anwar Sadat, menyebut robohnya menara penangkal petir pada 16 Juli lalu sebagai penyebab awal kebocoran. Menurutnya, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan dan upaya pemulihan.

“Satu lemari berisi enam server yang eror karena terkena tetesan air. Masih kami cek, belum bisa pastikan rusak permanen,” ucap Anwar. (*/Fn)