EXPRESI.co, LUWU UTARA – Inovasi pelayanan publik dari Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan kembali mencuri perhatian nasional. Kali ini, giliran Saung Suluh Tani atau SALUT, karya Rustam, seorang Penyuluh Pertanian Ahli Madya di Dinas Pertanian Luwu Utara, yang berhasil menembus final Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2025 yang digelar Kementerian PAN-RB.

SALUT menjadi satu dari sekitar 200 inovasi terbaik se-Indonesia yang berhasil lolos ke babak final dari total hampir 3.000 inovasi yang ikut serta tahun ini. Kabar membanggakan ini diumumkan akhir Juli 2025 lalu.

“Inovasi ini lahir dari kecintaan saya terhadap profesi penyuluh pertanian, sekaligus bentuk dedikasi saya kepada para petani yang selama ini jadi pahlawan pangan,” ujar Rustam saat ditemui di Masamba, Ahad (3/8/2025).

Lahir dari Warkop dan Sarabba

Ide SALUT pertama kali digagas Rustam pada akhir 2021, tak lama setelah dirinya kembali ke dunia penyuluhan pertanian usai lima tahun bertugas di bidang lain. Ia memulai SALUT secara sederhana, lewat diskusi santai bersama rekan-rekannya di Warkop Balai Endah Masamba (BEM) sambil menikmati minuman khas sarabba.

“Warkop itu kemudian jadi semacam basecamp, tempat layanan konsultasi pertanian sekaligus tempat lahirnya banyak ide,” kata Rustam mengenang.

Dari tempat inilah, SALUT mulai melebarkan manfaat. Salah satu cerita suksesnya adalah membantu seorang perempuan muda dari Kecamatan Seko untuk merintis usaha kopi bubuk yang kini dikenal dengan brand “Acci Kopi”.

“Alhamdulillah, Acci Kopi sekarang sudah dikenal dan laris manis di Luwu Utara. Ini bukti nyata bagaimana inovasi bisa menjembatani mimpi-mimpi kecil warga,” tuturnya bangga.

Inovasi untuk Semua, Tak Hanya Petani

Tak hanya mendampingi usaha mikro, SALUT juga membuka layanan konsultasi teknis pertanian secara terbuka melalui WhatsApp Center di nomor 0852-5429-3964. Bahkan sejak 2023, SALUT telah memiliki Kebun Percontohan Integrated Farming di Dusun Mariri, Bonebone kampung halaman Rustam sendiri.

Inovasi ini didesain dengan prinsip kerja: Gerak Cepat, Kerja Tuntas, dan Kolaborasi, dan masuk dalam kategori swasembada pangan, air, dan energi, bersama 11 inovasi lain dari berbagai daerah.

SALUT disebut berpeluang mengikuti jejak inovasi unggulan Luwu Utara sebelumnya seperti ANC Hipnioterapi dan Getar Dilan yang pernah tembus Top 40 dan 45 nasional beberapa tahun lalu.

Saat ini, penilaian lanjutan oleh Tim Penilai Independen (TPI) tengah berlangsung hingga 5 Agustus 2025, untuk melihat dampak dan potensi perluasan inovasi secara nasional.

Jika lolos ke tahap TOP Inovasi, Dinas atau Pemerintah Daerah pengusung akan mendapat insentif berupa Dana Insentif Daerah (DID) senilai Rp4–7 miliar dari pemerintah pusat.

“Kita doakan semoga SALUT bisa masuk TOP dan mengharumkan nama Luwu Utara di kancah nasional,” pungkas Rustam. (*)