EXPRESI.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda gelar sosialisasi Peraturan Walikota (Perwali) Tentang Penurunan Stunting di Kota Samarinda.

Pemkot Samarinda mensosialisasikan Perwali No 102 Tahun 2021 Tentang Penurunan Stunting ini di Gedung Balai Kota, Ruang Rapat Mangkupalas, Selasa (15/11/2022.

Dalam sosialisasi aturan penurunan angka stunting kali ini dilakukan secara hybrid. Dan diikuti berbagai OPD lingkup Pemkot Samarinda dalam rangka pencegahan percepatan penurunan stunting.

Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso yang membuka acara itu mengatakan, bahaya stunting pada anak tidak hanya menjadi perhatian orang tua, tetapi juga pemerintah daerah. Sehingga perlu ada langkah – langkah strategis dan tepat untuk melakukan pencegahan stunting pada anak.

Dia bilang, stunting menjadi persoalan yang serius, jika dalam penanganannya tidak tepat. Maka, untuk menurunkan angka stunting pemerintah akan melakukan program khusus penanganan secara serius dan berlanjut.

“Berapapun anggaran yang dikeluarkan jika penanganannya tidak tepat, tidak akan menghasilkan percepatan penurunan yang maksimal,” ungkapnya.

Diketahui, berdasarkan data tahun 2021, ada sebanyak 79.147 kategori keluarga berpotensi risiko stunting. Kelompok sasaran berisiko stunting meliputi calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas dan baduta dan balita.

Menurut Rusmadi, untuk mencegah stunting harus dilakukan pendekatan-pendekatan yang tepat. Seperti melakukan pendekatan pada keluarga yang berisiko stunting.

“Kelompok sasaran ialah, ibu hamil, ibu menyusui, bayi usia dua tahun, remaja putri, dan calon pengantin,” ujarnya.

Rusmadi juga mengungkapkan, ada lima target fokus untuk melakukan pencegehan stunting, menurut ia dari ke lima target tersebut adalah bagian yang berisiko terkena stunting.

Lebih lanjut, ia mengatakan dalam percepatan pencegahan risiko stunting tidak cukup hanya OPD tertentu saja, akan tetapi semua pihak harus terlibat aktif melakukan pencegahan ini.

“Khusus camat, lurah atau OPD yang dekat dengan masyarakat segera melakukan upaya preventif jika menemukan di lapangan indikasi stunting,” imbau Rusmadi.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa persoalan stunting menjadi masalah yang serius, karena banyak anak yang terpapar. Dan menyangkut masa depan bangsa.

“Ini berkaitan dengan ekonomi, apabila gizi anak terpenuhi bangsa kita akan maju, karena ini berurusan dengan intelektual masa depan,” pungkasnya. (ADV/DiskominfoKaltim)