Mag’jamu, Pesta Adat Suku Bajau Masuk Kalender Wisata Berau

Redaksi

Pesta budaya adat Suku Bajau Mag’jamu, di Kabupaten Berau.

EXPRESI.co, TANJUNG REDEB – Pesta budaya adat Suku Bajau Mag’jamu, upacara simbol penolakan terhadap bencana dan kesialan yang menimpa warga kampung.

Pesta yang digelar di Balai Pagtipunan, disaksikan ratusan masyarakat di wilayah pesisir Berau. Warga antusias menyaksikan secara langsung prosesi pelepasan perahu ke lautan lepas.

Dibalut dengan pesta tari-tarian tradisional dan makan masakan khas Suku Bajau. Prosesi Mag’jamu diawali dengan upacara pengobatan atau utasan selama dua malam.

Kemudian pada hari puncak dilakukan prosesi melarung miniatur kapal berwarna kuning ke laut, dengan diiringi musik dan tari-tarian tradisional. Sebelum dilarung ke laut, miniatur kapal kuning di arak keliling kampung menggunakan mobil. Ditemani ratusan warga sekitar.

Simbol penolakan terhadap bencana dan kesialan yang menimpa warga kampung itu digelar selama tiga hari berturut di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, dimulai sejak 11 hingga 13 November 2023 lalu.

Upacara adat tersebut, bukan hanya bertujuan untuk mempertahankan tradisi kepercayaan bagi masyarakat, namun akan menjadi daya tarik wisata asli Berau.

BACA JUGA:  Kampung Long Tuyoq, Surga Tersembunyi di Pedalaman Kalimantan

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau Ilyas Natsir, pesta adat Mag’jamu adalah budaya yang harus dilestarikan. Pelestarian budaya menjadi salah satu sektor pekerjaan dinas yang menjadi konsentrasi pemerintah setiap tahunnya.

Kata Ilyas, kegiatan kebudayaan yang terus dilestarikan seperti warga Suku Bajau di Tanjung Batu, dapat menjadi semangat warga kebudayaan yang memunculkan nilai persatuan di tengah keragaman budaya di Indonesia.

“Ini jadi poin positif bagi warga pesisir, masih menjaga nilai luhur warisan nenek moyang,” kata Ilyas.

Ke depan, dia pun berharap upacara adat ini dapat terus dikembangkan, sebab antusiasme warga yang besar kala perayaan Mag’jamu. Juga dapat menarik seluruh mata wisatawan tertuju ke Tanjung Batu.

Selain upacara pelepasan miniatur perahu ke lautan lepas, Mag’jamu memiliki keunikan tersendiri, yakni tradisi pengobatan tradisional yang dilakukan langsung oleh warga Bajau.

“Datangkan Sebanyak-banyaknya wisatawan ke daerah tujuan wisata (DTW). Tahun depan harus lebih meriah lagi,” ucapnya.

Ilyas juga menyampaikan, upacara budaya Suku Bajau bisa masuk dalam daftar kalender pariwisata 2024. “Upacar ini telah masuk dalam rekomendasi event wisata daerah,” ucap dia.

BACA JUGA:  Anggaran Promosi Wisata Berau Terserap Maksimal, Promosi Destinasi Hingga Luar Daerah

Dia juga mengaku bakal mengawal pengarusutamaan sektor ekonomi dari pengembangan pariwisata dan kebudayaan di Berau. “Tapi dengan catatan, semua ikut berkolaborasi dan berkontribusi aktif,” ujar dia

Semua pihak diminta untuk turut aktif dalam mengkampanyekan keindahan alam dan kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat budaya di Bumi Batiwakkal.

Pesan tersebut pun, kata Ilyas, berlaku bagi seluruh desa budaya dan wisata di Berau. Dengan begitu, bila wisatawan datang, tak akan kebingungan untuk berwisata.

Kebudayaan masyarakat yang majemuk, kata Ilyas dapat dimanfaatkan sebagai ciri wisata. Sehingga Berau dapat juga disebut sebagai miniatur Indonesia.

Menurutnya, keberagaman budaya itu menjadi poin, termasuk wilayah Berau yang luas serta potensi budaya dengan kekayaan alam dinilai punya andil besar dalam sektor pariwisata.

“Wilayah kita luas, budayanya beragam. Ini keuntungan kita. Kita bisa bangkitkan semangat menjadi srtumbuhan ekonomi melalui sektor budaya dan pariwisata,” kata Ilyas. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer