Komitmen Tingkatkan SDM, Dinkes Bontang Gelar Seminar dan Pelatihan BHD

Redaksi

Dinkes Bontang gelar seminar dan Pelatihan BHD, tampak peserta bergantian melakukan praktek pertolongan pertama (dok: expresi)
Dinkes Bontang gelar seminar dan Pelatihan BHD, tampak peserta bergantian melakukan praktek pertolongan pertama (dok.expresi/An)

EXPRESI.co, BONTANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang menggelar seminar Bantuan Hidup Dasar (BHD) berlangsung di gedung Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Bontang, Rabu (22/5/2024).

Seminar itu dihadiri puluhan peserta dari seluruh perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) se-Kota Bontang. Menghadirkan juga narasumber dari PT Indominco Mandiri. Dalam seminar itu tampak diselingi dengan praktek BHD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang Bahtiar Mabe diwakili Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Nur Asmah mengatakan kegiatan ini dilakukan guna memahamkan masyarakat betapa pentingnya pemahaman dasar terkait pertolongan pertama.

Kabid P2P Dinkes Bontang Nur Asmah (dok: expresi)
Kabid P2P Dinkes Bontang Nur Asmah (dok.expresi/An)

“Jadi kita melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait bantuan hidup dasar. Yang namanya sakit, jantung misalnya, yang terkait sama pembuluh darah itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” katanya saat ditemui.

“Setidaknya kalau masyarakat pada umumnya mengetahui hal-hal yang bersifat mendasar, yang sifatnya pertolongan pertama, itu diharapkan kejadian-kejadian misalnya gagal jantung yang menyebabkan kematian itu bisa diminimalisir. Dapat ditekan tidak sampai meninggal,”tambahnya.

Nur Asmah mengatakan ini sangat membantu masyarakat karena menurutnya, terlebih dahulu menghubungi pusat layanan kesehatan yang tentu saja membutuhkan waktu sampai ke lokasi kejadian.

“Nah kalau masyarakat sudah tau, mereka adakan dulu pertolongan pertama sebelum menghubungi fasilitas kesehatan atau yang terkait gawat darurat. Jadi memang ini namanya basic life support. Bagaimana supaya kasus-kasus henti jantung, atau penyakit jantung yang menyebabkan kematian bisa diminimalkan,” terangnya.

“Bahkan di medan olahraga pun ini bisa terjadi. Jadi kalau masyarakat ada yang misalnya paham, sudah dilatih, kan dia bisa langsung ada tindakan sebelum dibawa ke rumah sakit. Metode ini juga tidak memerlukan alat bantu, cukup dengan metode sederhana saja kan,” ucapnya.

Disinggung terkait AED (automated external defibrillator) yang merupakan alat medis berfungsi menganalisis dan memberikan kejutan listrik secara otomatis kepada seseorang yang mengalami henti jantung, Nur Asmah mengatakan tidak semua orang bisa menggunakan alat itu.

“Iya itu kalau sudah datang petugas kesehatan kan, kalau pertolongan awal terkait basic life support, hanya dasar saja dan ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Kemudian ada tingkatan lagi, yang bisa dilakukan oleh petugas kesehatan. Jadi bertahap,” ucapnya.

“Karena kan kalau ada kejadian enggak mungkin kita cari alat itu kan. Misalnya kejadiannya di lapangan, tiba-tiba ada orang henti jantung kan enggak mungkin ditunggu dulu alatnya. Jadi kita dulu yang membantu sebisa mungkin sambil menghubungi call center,” tukasnya. (AN/ADV)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

Ads - Before Footer