BONTANG — 2000 penari meriahkan peringatan HUT Kota Bontang ke-26 di lapangan Stadion Bessai Berinta Rabu, 15 Oktober 2025.

Salah satu pendamping penari dari Sekolah IT Atsakibiyah, Tiara, menyampaikan peserta tari anak didiknya sempat kesulitan menyesuaikan tarian di lapangan.

“Tadi saya lihat anak-anak kesulitan menyesuaikan musiknya,” ungkapnya saat ditemui Expresi usai acara.

Musik dalam tarian kali ini dinyanyikan langsung oleh salah satu vokalis tertentu, mengakibatkan penari tidak bisa maksimal, karena berbeda dengan musik saat latihan.

Kata dia, siswa penari di sekolahnya terbiasa menggunakan musik YouTube yang dibagikan panitia saat latihan secara rutin.

“Karena beda dengan pas latihan kami menggunakan YouTube,” ucapnya

Kemudian Tiara menuturkan padahal anak didiknya telah melakukan latihan intensif selama 2 bulan terakhir menggunakan musik YouTube yang dibagikan tersebut.

Tiara menyayangkan terjadi perbedaan teknis musik antara di sekolah dan saat acaranya.

Menurut dia, seharusnya panitia memberitahukan pihak sekolah sejak awal agar siswa bisa tampil maksimal.

“Sudah dibagikan vidio vokalisnya di grup, tapi kok jadi beda lagi pas di acara. Jadi anak-anak kebingungan,” tuturnya.

Selain itu, Tiara menyampaikan biasanya peserta tari HUT Bontang diberikan insentif Rp100 ribu per siswa di tahun lalu.

Tiara mengaku hingga kini insentif penari belum diterimanya dari pihak Pemkot Bontang di tahun ini.

“Dikasihnya nanti setelah acara biasanya diberikan ke setiap sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, Febrinawati, pendamping penari SMP Muttaqien mengatakan jumlah perwakilan penari di setiap sekolah berbeda-beda.

Ada 50 sekolah yang ikut berpartisipasi meramaikan HUT 26. Kata Febrinawati, pihak sekolahnya hanya mewakili 70 siswa penari.

“Siswa cukup antusias untuk berlatih mempersiapkan diri, biasa satu minggu rutin 2-3 kali,” pungkasnya. (*)