EXPRESI.co, BONTANG – Google Maps akan menyediakan rute yang diklaim ramah lingkungan. Fitur ini ditengarai sebagai komitmen berkelanjutan yang dicanangkan Google untuk membantu satu miliar orang mengurangi jejak karbonnya.
Google Maps memanfaatkan kecerdasan buatan pada berbagai fitur, termasuk mencari jalur yang lebih menghemat bahan bakar pada saat berkeliling.
“Sebentar lagi, Google Maps akan secara langsung mengarahkan rute dengan jejak karbon terendah dan memiliki perkiraan waktu kedatangan (ETA) yang kira-kira sama dengan rute tercepat,” ujar wakil presiden produk Dane Glasgow, mengutip Tech Explore.
Google bekerjasama dengan Departemen Lab Energi Terbarukan (NREL) asal Amerika Serikat untuk membuat sistem rute yang memperhitungkan kemacetan lalu lintas dan kontur jalan untuk meminimalisir konsumsi bahan bakar. Data rute dari jalur tersebut akan ditangkap oleh mobil Street View serta berdasarkan citra satelit.
Pihaknya juga akan mulai memperingatkan pengguna Maps ketika rute perjalanan menuju zona emisi rendah, yang mana kendaraan berpolutan tinggi seperti mobil diesel tidak diizinkan melintas.
Update itu akan diluncurkan pada bulan Juni mendatang di seluruh pengguna Google Maps seluler di Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan Spanyol.
Peta juga disesuaikan untuk memberi gambaran kepada pengguna yang lebih komprehensif terkait perjalanan yang lebih ramah lingkungan, ketimbang berkendara sendiri.
Sebuah studi yang dilakukan pada 20 orang di California State University, menyatakan bahwa peserta cenderung memilih rute terlebih dahulu dari pada memperkiraan emisi karbon.
Selain itu terdapat informasi kualitas udara di sepanjang jalan yang rencananya akan ditambahkan ke beberapa jalur yang ditampilkan oleh aplikasi tersebut. Fitur ini akan diluncurkan pertama kali di Australia, India, dan Amerika Serikat.
Fitur Live View juga ditambahkan untuk memandu penggunanya melihat rute jalan dengan memanfaatkan kamera smartphone, yang nantinya akan menampilkan panah dan tip lain.
“Live View dapat membantu Anda menemukan lift dan eskalator terdekat, pintu gerbang, peron, pengambilan bagasi, konter check-in, kantor tiket, toilet, ATM, dan banyak lagi,” ujar Glasgow.
Live View telah dimutakhirkan untuk beberapa pusat perbelanjaan pada beberapa kota di AS, dan akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang. Tidak hanya itu, Live View juga akan dirampungkan pada penggunaan di Bandara, mal dan stasiun transit seperti di Tokyo, Jepang dan Zurich, Swiss.
Tinggalkan Balasan