EXPRESI.co, BONTANG – Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan masukan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, usai selama dua hari melakukan monitoring dan evaluasi ke dua posyandu yang ada di Kota Taman.
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA) Kemenkes RI, Agus Triwinarto mengatakan, perlunya lebih giat lagi sosialisasi dari para kader kemasyarakat terkait edukasi kesehatan di posyandu. Nantinya, Kemenkes RIjuga bakal melakukan Pemberian Makan Tambahan (PMT). Khususnya PMT untuk anak yang mengalami kurang gizi selama jangka waktu, 14, 28, hingga 90 hari.
“Secara umum pelaksanaan di lapangan sudah bagus. Tinggal ditingkatkan saja lagi. Pastikan jangan sampai asupan tidak tercukupi, sebab nantinya bisa bermasalah terhadap gizi anak,” ucap Agus saat dikonfirmasi, Rabu (20/3/2024).
Menanggapi hal tersebut, Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Bontang, Jamila Suyuthi mengatakan, akan menindaklanjuti hasil dari Tim Kemenkes RI. Kata dia, monev ini bertujuan untuk memotret secara langsung pelaksanaan MP-ASI di posyandu. Yang mana, pelaksanaanya harus terus dipantau agar tidak menimbulkan lonjakan kasus stunting yang lebih besar.
“Selanjutnya pimpinan puskesmas dan stakeholder terkait harus mensosialisasikan instrument penilaian ini. Untuk di Bontang, selain ada bantuan PMT dari pusat melalui DAK (Dana Alokasi Khusus), juga ada PMT Stimulan dari APBD dan swadaya dari kader posyandu,” bebernya.
Diketahui, monev Tim Kemenkes RI terlaksana selama dua hari. Pertama di Posyandu Berseri 5 di Jalan Selat Madura RT 08, Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan, (19/3/2024). Selanjutnya di Posyandu Harapan Bunda Perumahan Pesona Bukit Sintuk, Kelurahan Belimbing,Kecamatan Bontang Barat di hari berikutnya.
Sebagai informasi, pemantauan ini rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Monev dilakukan sebagai salah satu intervensi spesifik dalam upaya penurunan stunting. Monev dilakukan melalui pemenuhan gizi balita dengan MP-ASI yang berkualitas, bergizi seimbang, dan kaya protein hewani. (BMS/ADV)