EXPRESI.co, BONTANG — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, Bahtiar Mabe, menyampaikan bahwa Kota Bontang masuk dalam salah satu dari 5 daerah di Indonesia yang menerapkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia sebagai upaya pengendalian DBD.

“Seperti yang kita ketahui Kota Bontang menjadi daerah program inovasi pengendalian DBD dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia,” ucap Kadis saat menyambut hadirin dalam gelaran Closing Ceremony Program Wolbachia, di Pendopo Wali Kota Bontang, Kamis (29/8/2024)

Wolbachia merupakan bakteri yang ada di tubuh serangga yang bisa melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus tidak menular ke tubuh manusia. Untuk itu, tambah Bahtiar, program ini tidak mudah dan juga butuh waktu lama.

Targetnya, kata Kadis, program ini diharap bisa menurunkan angka kasus DBD. Pun demikian saat ini upaya menyeluruh untuk menghilangkan DBD belum dapat terlaksana.

“Program ini membutuhkan waktu yang lama. Untuk menurunkan penyakit ini minimal ada beberapa hal yang dilakukan. Seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan sebagainya. Program ini merupakan program tambahan untuk menurunkan DBD di Kota Bontang,” ucapnya.

Di hadapan Wali Kota Bontang, Basri Rase, Kadis menyampaikan hasil program ini belum capai target seperti yang sudah ditentukan. “Lanjut Pak Wali kami laporkan, bahwa hasil yang kita dapatkan di Kota Bontang, belum mencapai target. Yang mana direncanakan itu di atas 60 persen,” ucapnya.

Pun demikian Kadis menyebut ada satu kecamatan yang berhasil penuhi target diatas rata-rata, yaitu Kecamatan Bontang Barat dengan capaian 75 persen. “Untuk Kecamatan Bontang Utara 36 persen, dan untuk Kecamatan Bontang Selatan 42 persen,” terang Kadis.

Diharapkannya agar masyarakat tetap waspada terhadap penyakit DBD yang butuh penanganan khusus, rutin serta berkesinambungan. (An/Adv)