EXPRESI.co, SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menegaskan bahwa direksi baru Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak boleh hanya menjadi pengisi jabatan, tetapi harus mampu menciptakan terobosan yang berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pernyataan ini disampaikannya menyusul rampungnya proses seleksi pimpinan baru di sejumlah BUMD Kaltim, seperti PT Migas Mandiri Pratama Kaltim dan PT Pertambangan Bara Kaltim Sejahtera.
“Momentum ini seharusnya jadi awal transformasi kinerja BUMD. Tidak boleh ada lagi pola kerja stagnan,” ujar Ananda, politisi Fraksi PDI Perjuangan itu.
Ia mengapresiasi proses seleksi yang ketat dan terbuka, namun menekankan bahwa keberhasilan seleksi diukur dari hasil kerja nyata, bukan hanya terpenuhinya jabatan struktural.
“Kalau hanya jadi pelengkap struktur, tidak ada artinya,” tegasnya.
Ananda juga menyoroti minimnya inovasi dan kemandirian BUMD selama ini. Banyak BUMD, katanya, masih bergantung pada penyertaan modal dari APBD tanpa menunjukkan model bisnis berkelanjutan.
“Kalau setiap tahun minta tambahan modal, itu tanda belum efisien. Kita butuh BUMD yang mandiri, bukan jadi tempat parkir anggaran,” tegasnya.
Ia mendorong agar kontrak kinerja diterapkan kepada direksi BUMD dan dievaluasi secara berkala. Jika target tidak tercapai, maka harus ada keberanian untuk melakukan evaluasi dan pergantian pimpinan.
“Kita tidak boleh mentolerir kinerja yang tidak produktif. Ada uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Selain kinerja internal, Ananda juga mendorong direksi baru untuk aktif menjalin kemitraan strategis dan menarik investasi, agar BUMD Kaltim bisa naik kelas hingga tingkat nasional.
“Kita perlu BUMD yang bukan hanya bertahan, tapi bisa jadi pemain kuat secara nasional. Dengan manajemen yang solid, itu bukan hal yang mustahil,” tutupnya. (Adv/DPRD Kaltim/IA)

Tinggalkan Balasan