EXPRESI.co – Korea Utara membongkar lapangan golf senilai Rp588 miliar yang dibangun di resor pegunungan milik Korea Selatan. Tempat wisata ini dulunya menjadi simbol kerja sama antara kedua negara yang bersitegang sejak 1950-an.
Kementerian Unifikasi Seoul, pada Rabu (13/4/2021), telah dikonfirmasi penggusuran Kumgang Ananti Golf and Spa Resort dekat Gunung Kumgang di pantai timur Korea Utara.
Berada di Kawasan Wisata Gunung Kumgang, resor ini menjadi satu-satunya tempat warga Korsel yang diizinkan memasuki wilayah negara tetangganya. Dengan lapangan golf tersebut, harapan terjalinnya hubungan baik antara Korsel dan Korut semakin kecil. Langkah ini juga penting kerasnya sikap Pyongyang terhadap sanksi internasional.
Hotel apung Haegumgang , yang juga milik perusahaan Korsel, dikabarkan telah dirobohkan baru-baru ini. Seoul mengumumkan Jumat lalu, Korut melakukan “pembongkaran sepihak” terhadap hotel itu.
Kepala negara Kim Jong-un telah mengungkapkan hadiah sejumlah harta milik Korsel di Gunung Kumgang sejak 2019. Menurutnya, bangunan-bangunan itu sudah dan tak sedap dipandang mata. Kala itu, media Korsel menduga Kim geram dengan sanksi yang akan bertubi-tubi kepadanya. Kegagalan Korsel melanjutkan perjalanan di wilayah tersebut, yang menjadi sumber pemasukan bagi Korut, juga diyakini mendorong Kim membuat keputusan itu.
Pemerintah Korsel tidak mengungkapkan seberapa jauh kemajuannya dan bagaimana fasilitasnya dibongkar. Namun, mereka telah meminta Korut menghentikan tindakan sepihak yang disebut-sebut “melanggar hak milik” perusahaan Korsel.
Ananti sebagai pengelola resor golf menyatakan akan memulai proyek pembangunan di wilayah Korut pada Selasa. “Dengan sangat menyesal, kami harus dihentikan proyek Gunung Kumgang,” bunyi pernyataan resmi perusahaan. “Sekarang kami akan fokus pada masa depan.”
Lee Jung-myung, pemimpin Ananti sekaligus presiden Asosiasi Golf Korea, mewujudkan pembangunan resor golf pada 2004, dengan harapan dapat mempererat hubungan kedua negara melalui wisata atau ajang olahraga internasional.
Lee berencana menyelenggarakan turnamen golf internasional tahun lalu, tapi gagal terlaksana karena hubungan Korut dan Korsel semakin panas akibat uji coba rudal yang dilakukan Pyongyang. Dia juga mengurungkan niatnya setelah mendengar kabar Korut akan menghancurkan fasilitasnya.
Berdasarkan keterangan staf humas perusahaan, terlepas dari kerugian yang akan ditimbulkan dari penggusuran, Ananti belum terpikir mengambil tindakan hukum atau menuntut ganti rugi kepada Korut.
Dibuka pada Mei 2008, resor itu menyediakan lapangan golf 18 lubang dan 96 kamar. Namun, tempat penginapannya setelah ditutup dua kemudian, wisatawan asal Korsel tewas ditembak tentara Korut di atas dugaan memasuki zona terlarang.
Itu menjadi kasus pembunuhan warga sipil pertama di Kawasan Wisata Gunung Kumgang, yang menarik hampir dua juta turis Korsel sejak pembukaannya pada 1998. Korea Selatan melarang rakyat berkunjung ke sana setelah kejadian tersebut.

Tinggalkan Balasan