Api menjalar di bangunan parlemen Afrika Selatan, di Kota Cape Town, selama dua hari berturut-turut. Insiden ini terjadi karena kesengajaan, dengan satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Juru bicara parlemen mengaku “sangat terpukul” atas pembakaran tersebut, yang menyebabkan kerusakan massif ruang rapat paripurna DPR setempat.

Kebakaran pertama terjadi pada 2 Januari 2021 siang hari. Beberapa video rekaman warga menunjukkan api melahap separuh bangunan parlemen viral di medsos. Tak lama setelah insiden itu berhasil dijinakkan tim pemadam, polisi menemukan indikasi kemunculan api disengaja oleh seseorang.

Lelaki berusia 49 tahun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan olah TKP. Petugas menemukan sosok itu berkeliaran di kawasan parlemen saat kejadian. Dia sekaligus dijerat pasal berlapis serangan terhadap obyek vital negara, pencurian, serta upaya penerobosan paksa. Tersangka sudah menjalani sidang perdana pada 4 Januari 2021, namun sejauh ini melalui pengacaranya, dia menampik semua tuduhan aparat dan mengaku kebetulan saja ada di lokasi saat kebakaran terjadi.

Tersangka, dari catatan polisi Cape Town, berhasil masuk ke gedung parlemen yang sedang kosong karena reses melalui salah satu jendela kantor di ujung belakang komplek. Motif pelaku sampai nekat membakar parlemen masih belum dijabarkan oleh polisi.

Pada Senin pagi waktu setempat, api sebetulnya sudah berhasil mulai dijinakkan oleh tim pemadam yang mencakup 70 personel. Nahas, api anyar tiba-tiba kembali muncul, membakar sisi lain gedung parlemen.

Presiden Afsel Cyril Ramaphosa menyatakan sistem pemadam otomatis (sprinkler) di gedung parlemen tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Itu sebabnya api bisa tetap bertahan setelah dua hari berturut-turut menyala dalam gedung. Presiden Cyril sekaligus memuji respons cepat tim pemadam Cape Town, “sehingga gedung parlemen kita tidak sampai tinggal menyisakan abu.”

Dalam rekaman beberapa petugas pemadam yang berhasil masuk ke titik utama api, bagian dalam gedung paripurna nampak nyaris terbakar seluruhnya dan hanya terlihat kepulan abu tebal. Akibat kebakaran ini, Presiden Cyril menyatakan “berbagai benda warisan sejarah maupun arsip penting yang tersimpan di gedung parlemen musnah.”

Tidak ada korban jiwa akibat insiden pembakaran gedung parlemen Afsel. Baik pegawai maupun politikus Afsel sedang tidak berdinas di parlemen selama masa reses libur Natal dan Tahun Baru.