EXPRESI.co, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memasang status siaga menghadapi ancaman krisis pangan. Cuaca ekstrem, kemarau panjang, hingga distribusi yang tersendat membuat sejumlah daerah di Bumi Etam masuk zona rawan.
Tak mau kecolongan, Pemprov Kaltim menyiapkan 506 ton beras sebagai cadangan strategis. Langkah ini menjadi tameng pertama jika stok pangan di daerah mulai seret.
“Ini bukan hanya soal ketersediaan stok, tapi juga distribusi dan harga. Kita bergerak di semua lini,” tegas Sekretaris Dinas Pangan, Tanaman dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Rini Susilawati, Rabu (13/8/2025).
Data pemerintah menyebut, Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Barat, dan Mahakam Ulu masuk daftar prioritas penanganan. Penyebabnya beragam: kekeringan, produksi pangan turun, dan harga kebutuhan pokok melonjak.
Selain memperkuat cadangan beras, Kaltim juga menggenjot produksi lokal. Tahun ini, program optimasi lahan seluas 3.000 hektare digelar di enam kabupaten. Ada pula pencetakan sawah baru seluas 1.890 hektare. Targetnya, lahan yang biasanya panen sekali setahun bisa dipacu hingga dua kali, bahkan 2,5 kali.
“Kuncinya percepatan tanam setelah panen, apalagi kemarau diprediksi masih tiga bulan lagi,” kata Rini.
Upaya ini diharapkan tak hanya meredam krisis, tapi juga mengurangi ketergantungan Kaltim terhadap beras dari luar daerah. Pemerintah ingin ketahanan pangan dibangun lewat kolaborasi, data yang akurat, dan inovasi lapangan.
“Ini tantangan besar, tapi juga peluang. Kita bisa mandiri pangan,” tutup Rini optimistis. (*)

Tinggalkan Balasan