EXPRESI.co, BONTANG — Beberapa wilayah di Kota Bontang masih menggunakan jamban cemplung atau buang air besar sembarangan (BABS). Padahal aktivitas itu dapat membahayakan kesehatan.
Untuk itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bontang Bahtiar Mabe melalui Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama Dinkes Bontang Achmad Zainuri menyampaikan agar hal tersebut sebisanya dihindari.
Mengingat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menyatakan adanya kejadian luar biasa (KLB) terkait virus polio dan salah satu penyebabnya ungkap Achmad adalah BABS.
Apalagi jika tidak ada imunisasi, bisa-bisa kasis yang berada di luar Kalimantan Timur (Kaltim) masuk ke Bontang.
“Nahh bahaya juga (virus polio ini) apalagi yang tak memiliki imunisasi. Ditambah lagi lingkungan yang terutama yang masih ada aktivitas BABS. Karena kan menularnya polio ini dari feses,” ucap Achmad saat ditemui, Selasa (16/7/2024).
Kata dia, di feses (tinja) itu mengandung virus yang dapat menyebabkan timbulnya virus polio. Jika orang BABS misalanya ke laut atau sungai, maka airnya bisa saja digunakan masyarakat.
“Feses itu mengandung virus. Kalau BAB sembarangan, langsung ke laut, atau di badan sungai, yang nanti airnya nanti dipake untuk aktivitas masyarakat,” terangnya.
Menanggapi adanya beberapa wilayah di Kota Bontang di mana sebagian warga masih melakukan aktivitas BABS, Achmad mengatakan meski tidak semua datang dari pesisir, namun resikonya agak besar di wilayah itu.
Meski begitu, Dinas Kesehatan Bontang dan Puskesmas terus melakukan kerja sama dalam menghilangkan aktivitas semacam ini.
“Di Bontang kan ada (di wilayah pesisir), tapi kalau soal resikonya lebih tinggi ketimbang yang ada di wilayah lain. Tapi Puskesmas juga sama kecamatan sudah kerja sama soal pengentasan BABS ini. Jadi ada kegiatan pemicuan itu dilakukan. Tinggal beberapa titik aja lah ya,” pungkasnya. (Adv)
Tinggalkan Balasan