Bontang Bebas Banjir: Upaya Pemkot Berbuah Manis, Warga Rasakan Perubahan Signifikan

Redaksi

Bontang Bebas Banjir: Upaya Pemkot Berbuah Manis, Warga Rasakan Perubahan Signifikan
Sungai Bontang yang telah direvitalisasi pemerintah, di Keluarahan Gunung Elai. (FN)

EXPRESI.co, BONTANG – Setelah bartahun-tahun dihantui banjir, warga Kota Bontang kini mulai merasakan hasil dari upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut. Hujan deras yang mengguyur sejak pagi hingga siang pada Minggu, 7 Juli 2024, memicu kunjungan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bontang, Much Cholis Edy Prabowo, ke sejumlah titik rawan banjir seperti Jalan Tomat, bantaran Sungai Dahlia, dan RT 14 Gunung Elai.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bontang, Much Cholis Edy Prabowo
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bontang, Much Cholis Edy Prabowo saat meninjau drainase yang akan diperlebar. (Ist)

Upaya Pemerintah Kota Bontang dalam menanggulangi banjir telah menunjukkan hasil nyata. Berbagai program terpadu yang mencakup seluruh aliran sungai dari hulu hingga hilir bertujuan mengurangi dampak banjir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Edy Prabowo mengungkapkan bahwa banjir besar yang melanda Bontang pada 2019 lalu, yang menggenangi lebih dari 515 hektar, disebabkan oleh kerusakan daerah aliran sungai (DAS) akibat alih fungsi lahan, intensitas hujan tinggi, dan sistem drainase yang kurang optimal. “Saat ini kami menyiapkan 52 petugas pembersih sungai atau Pambers dan 6 ekskavator untuk melakukan pembersihan,” ujar Edy Prabowo.

BACA JUGA:  Pj Gubernur Minta Perbanyak Event, Tingkatkan Prestasi Atlet

Program penanggulangan banjir kini telah mencapai 80 persen realisasi. Ke depan, Pemkot Bontang akan melakukan perbaikan turap dan drainase, termasuk di Jalan Ahmad Yani dan simpang SMA 2 hingga Sungai Dahlia. “Di sana akan diperlebar hingga 2,5 meter sepanjang 225 meter,” tambahnya.

Pada 2019, sebanyak 117 RT terdampak banjir, dengan jumlah terbesar di Kecamatan Bontang Utara (63 RT, 4.135 KK, 14.184 jiwa), disusul Kecamatan Bontang Selatan (23 RT, 518 KK, 2.287 jiwa) dan Kecamatan Bontang Barat (31 RT, 983 KK, 4.496 jiwa). Pemerintah juga mencatat 752 unit rumah terdampak banjir di tahun tersebut.

BACA JUGA:  PKM Bonles Bakal Imunisasi 257 Siswa, Diberi Vaksin Campak dan HPV

Namun, dalam enam bulan terakhir, dari Januari hingga Juni, banjir akibat luapan air sungai telah berkurang secara signifikan.

Rukmah, warga RT 14 Gunung Elai yang menjadi titik banjir terparah pada tahun 2018 dan 2019, merasakan perubahan signifikan. “Dulu kalau hujan begini kita sudah siap-siap, biasanya jam segini sudah banjir. Sekarang sudah tidak lagi,” katanya.

Sejak dilakukan normalisasi sungai, banjir tidak pernah lagi terjadi. “Sekarang sudah tidak pernah banjir. Dulu sering sekali banjir bikin pusing,” tambah Rukmah. (FN)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Ads - Before Footer