EXPRESI.co, BONTANG – Janji adalah utang, benar? Oleh karena itu, kita gak boleh main-main saat berjanji pada siapa pun dan terkait apa pun. Jangan sampai kita merasa enteng saja saat akhirnya gak bisa memenuhinya.
Sembarangan membatalkan janji gak cuma bisa bikin orang jengkel. Namun, bisa juga membuatnya gak respek lagi pada kita. Dalam hubungan kerja, ini bisa fatal banget. Kalau memang harus membatalkan janji, lima etika di bawah ini wajib diperhatikan.
1. Yang pasti harus meminta maaf terlebih dahulu
Kita harus menghargai perasaannya dengan cara tetap meminta maaf. Gak boleh gengsi. Demikian pula untuk pelanggaran atas janji-janji lainnya pada siapa pun.
2. Sebisa mungkin jangan memberitahukan secara mendadak, kecuali kondisi darurat
Kita gak boleh merasa paling sibuk, sehingga menganggap waktu orang lain gak penting. Makin cepat kita memberitahukan pembatalan, makin berkurang kemungkinan seseorang akan merasa sangat kecewa atau dirugikan.
3. Katakan dengan jujur penyebabnya, gak usah bohong
Kadang-kadang, kita terlalu ingin mendapatkan pengertian dari orang lain. Sampai-sampai kita mengarang berbagai alasan pembatalan janji. Biar alasannya terdengar masuk akal dan penting banget.
Padahal, merekayasa penyebab pembatalan janji malah bisa membuatnya terdengar sangat gak logis bagi orang lain. Kayak mereka gak punya pengalaman hidup saja. Daripada ketahuan berbohong, lebih baik katakan saja apa adanya.
4. Mintalah waktu untuk memenuhi janji itu di kemudian hari jika ia tidak keberatan
Tentu saja, kita gak bisa memaksa seseorang untuk memberikan kesempatan lain pada kita. Namun, ini tetap perlu dicoba. Selain mungkin kita memang ada keperluan dengannya, juga sebagai tanda kita gak sekadar mempermainkannya dengan janji-janji.
5. Menyampaikan pembatalan secara langsung pada seseorang akan lebih baik
Kalaupun gak bisa bertemu, kita bisa menelepon atau mengirim pesan. Bukan sekadar meminta orang lain menyampaikan padanya. Dengan menyampaikan secara langsung, dia akan merasa lebih dihargai.
- Pun jika ada hal-hal yang perlu ditanyakannya, kita jadi bisa langsung menjawabnya. Ini penting banget untuk menghindari kesalahpahaman. Kita juga bisa lebih menunjukkan penyesalan atas keharusan membatalkan janji tersebut.
Di tengah banyaknya urusan, kadang-kadang memang ada janji yang mau tidak mau harus dibatalkan. Kuncinya adalah mengomunikasikannya sebaik mungkin pada semua pihak yang terlibat. Jika ini dilakukan, mereka pasti akan bisa memahaminya, kok. (*)
Sumber : IDN Times
Editor : Bagoez Ankara